*Mencari ide untuk melanjutkan cerita fiksi *"Salindri"*
Saya bermaksud melanjutkan mengirim tulisan cerita fiksi bersambung berjudul *Salindri*. Namun, ternyata konsep cerita yang pernah saya buat sejak tahun 2018 hingga Januari 2024 sudah habis, padahal jalan ceritanya belum mencapai akhir. Saya pun menyadari bahwa saya harus membuat konsep baru untuk melanjutkan cerita tersebut. Sayangnya, saya tidak memiliki ide sama sekali.
Sejak tadi malam, saya merasa bingung dan kebingungan itu mulai mengganggu pikiran saya. Tak tahu apa yang harus dilakukan, saya kemudian teringat sebuah ungkapan yang pernah saya dengar: *"duduk diam tanpa tujuan."* Entah apakah ini bisa disebut salah satu bentuk meditasi atau bukan, saya kurang memahami sepenuhnya. Namun, saya memutuskan untuk mencoba melakukannya saja.
Saya masuk ke dalam kamar, menutup tirai jendela kaca sehingga cahaya matahari tak lagi menerangi ruangan. Kamar menjadi agak gelap, menciptakan suasana yang tenang dan damai. Kemudian, saya berbaring di atas dipan dengan kasur empuk, membiarkan angan-angan datang dan pergi tanpa intervensi. Artinya, saya tidak sengaja mencoba berimajinasi tentang hal-hal tertentu. Angan-angan itu muncul begitu saja, dan saya hanya diam, memperhatikan setiap imajinasi yang hadir lalu lenyap tanpa ikut campur. Angan-angan itu beragam bentuknya, namun semuanya tidak ada hubungannya dengan keinginan saya untuk mendapatkan ide melanjutkan cerita *Salindri*.
Selama sekitar 15 menit, saya melakukan aktivitas ini. Sebelumnya, saya juga sering melakukannya pada tengah malam menjelang tidur, tetapi kali ini saya mencobanya di siang hari. Setelah selesai, sebagai penutup, saya membaca sebuah puisi tanpa judul, dan beginilah bunyi puisi tersebut:
*Alam semesta yang luas tak terbatas,*
engkaulah sumber segala kehidupan,
sumber segala cahaya dan sumber segala pengetahuan.
Di tengah luas-mu yang tak terjangkau,
aku hanyalah sebutir debu,
namun dalam kecilnya diriku,Â