Etika merupakan landasan penting dalam dunia pendidikan, termasuk dalam proses pengembangan kurikulum di sekolah dasar. Kurikulum bukan sekadar kumpulan materi pelajaran, tetapi merupakan panduan yang membentuk cara berpikir, bersikap, dan berperilaku peserta didik. Karena itu, menyisipkan nilai-nilai etika dalam setiap elemen kurikulum menjadi hal yang sangat penting untuk membentuk karakter generasi penerus bangsa sejak usia dini.
Di jenjang sekolah dasar, anak-anak berada pada tahap awal perkembangan moral dan sosial. Mereka mulai belajar membedakan yang baik dan buruk, serta membentuk nilai-nilai dasar yang akan dibawa sepanjang hidup. Maka, kurikulum yang dikembangkan tanpa memperhatikan aspek etika berisiko mencetak generasi yang cerdas secara kognitif namun miskin secara moral.
Etika dalam kurikulum tidak hanya berbentuk materi pelajaran tentang budi pekerti, tetapi juga tercermin dari cara pembelajaran, interaksi guru-siswa, hingga pendekatan evaluasi yang digunakan. Misalnya, ketika guru menekankan pentingnya kejujuran saat ulangan, atau mendorong kerja sama dalam tugas kelompok, nilai-nilai etika sedang ditanamkan secara tidak langsung. Kurikulum yang etis juga akan mendorong pengembangan empati, keadilan, dan rasa tanggung jawab sosial.
Dalam wawancara bersama kepala sekolah SDN 1 Cigadung, beliau menyatakan:
"Etika itu bukan pelajaran tersendiri, tapi harus jadi ruh dalam setiap proses belajar. Saat guru membuat RPP atau modul ajar, dia harus berpikir, apakah materi ini akan membuat anak jadi lebih peduli, lebih jujur, atau lebih adil. Kalau kurikulum hanya fokus pada akademik, kita kehilangan makna pendidikan itu sendiri. Anak SD masih polos, kita harus isi hati dan pikirannya dengan hal-hal baik lewat kurikulum yang beretika." ujarnya.
Pentingnya etika dalam pengembangan kurikulum juga diperkuat oleh teori dari Lawrence Kohlberg, yang menyatakan bahwa perkembangan moral anak berlangsung melalui tahapan-tahapan, dan pendidikan memiliki peran penting dalam mendorong kematangan moral tersebut. Menurut Kohlberg, lingkungan belajar yang etis dan nilai-nilai yang tertanam dalam pembelajaran dapat mempercepat perkembangan moral siswa, terutama di usia dasar saat proses pembentukan karakter sedang berlangsung pesat.
Oleh karena itu, pengembangan kurikulum di sekolah dasar tidak boleh dilepaskan dari nilai-nilai etika. Guru, kepala sekolah, dan para pengembang kurikulum harus menyadari bahwa setiap kegiatan pembelajaran membawa pesan moral yang akan memengaruhi kepribadian siswa. Kurikulum yang beretika akan melahirkan siswa yang tidak hanya pintar, tetapi juga bijak dalam bersikap dan berinteraksi. Ini adalah fondasi penting dalam membentuk generasi masa depan yang berintegritas, berempati, dan bertanggung jawab.
Informasi Seputar Kampus Universitas Muhammadiyah Kuningan (UMK)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI