Mohon tunggu...
Ofi Sofyan Gumelar
Ofi Sofyan Gumelar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Warga Kota | Penikmat dan rangkai Kata

Today Reader Tomorrow Leader

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Ada Apa di Bale Panyawangan Diorama Nusantara?

9 Juli 2017   14:57 Diperbarui: 9 Juli 2017   17:59 6517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bale Panyawangan Diorama Nusantara (Dokumentasi Pribadi)

Ciri unik dari museum ini adalah penamaan setiap ruangannya yang mengambil nama pulau di negeri nusantara, sebut saja Bale Jawa, Bale Sumatera, Bale Bali dan lainnya. Lobi gedung ini termasuk dalam Bale Jawa yang dilengkapi dengan video layar lebar berupa ucapan selamat datang dari Kang Dedi, Bupati Purwakarta, serta backsound ucapan selamat datang dalam berbagai Bahasa daerah.  

Beruntung saat itu Bale Panyawangan sedikit sepi, saya kemudian bisa menjelajah nyaman dengan didampingi Guide bernama Ananda yang kebetulan nganggur saat itu, hehehe....

Awal perjalanan di museum ini sebenarnya dimulai dari Bale Madura yang berkisah  tentang terbentuknya bumi hingga evolusi manusia. Ada video mapping yang bercerita tentang proses terbentuknya bumi sejak 4,6 Milyar tahun yang lalu. Video dengan narasi dan efek suara yang mantap menggema menambah asyik kita untuk betah menyimak video mappingnya. Terutama saat penjelasan jaman jurasic, dimana video memunculkan ilustrasi beragam dinosaurus. Anak-anak dijamin suka disini.

Berikut ini sekilas video mapping di Bale Madura:

Berturut-turut selepas Bale Madura kita diajak melangkah ke jaman prasejarah di Bale Sumatera, Bale Bali yang bercerita tentang jaman kerajaan Hindu dan Budha, kemudian Bale Lombok dn Flores yang bertutur tentang jaman kerajaan Islam.

Di Bale Flores kita diajak mengenal raja-raja nusantara yang ditampilkan berupa relief. Ada raja Purnawarman dari kerajaan Tarumanegara, Balaputra Dewa dari Sriwijaya,Ken Arok dari raja Singasari, Sri Baduga Maharaja dari kerajaan Sunda Galuh, Raden Patah dari Kerajaan Demak, dan Sultan Hasanuddin dari kerajaan Gowa. Ketika ditanya bagaimana memperoleh gambaran wajah masing-masing raja tersebut, 

Ananda menjelaskan katanya si seniman selain mengumpulkan beragam informasi sejarah juga menggunakan sedikit kemampuan metafisik dalam proses pembuatannya. Hehe,... ceritanya bisa jadi bumbu menarik Nih!  Hanya saja yang sedikit mengusik adalah tidak adanya gambaran raja di jaman Majapahit, padahal kerajaan tersebut boleh dibilang seringkali disebut kerajaan terbesar di nusantara.

Ruangan terbesar di museum ini dinamakan Bale Kalimantan. Disini diceritakan bagaimana akulturasi budaya yang mempengaruhi budaya bangsa ini saat kita berinteraksi dengan bangsa asing. Cerita dimulai dari masa pelayaran hingga masa penjajahan. Dari sini kemudian ditampilkan beragam produk akulturasi budaya tersebut, termasuk arsitektur bangunan, tarian tradisional, Bahasa hingga alat musik.

Selain wall display dan diorama, disini disimpan contoh alat musik tradisional Indonesia berupa alat petik, tiup, getar, gesek dan pukul. Total ada 15 jenis alat yang ditampilkan. Disini saya kemudian baru tahu kalau karinding, alat musik khas sunda, ternyata termasuk jenis alat musik getar. Selama ini saya menganggap cara memainkannya adalah ditiup. Tuh kan ini gunanya datang ke Bale Panyawangan, hehe...

Menariknya kita juga bisa mendengar contoh suara yang dihasilkan dari masing-masing alat musik tersebut dengan menekan tombol disamping masing-masing alat musik. Mau pernah dengar bunyi Sasando? Tinggal pencet tombol merah disampingnya dan kemudian suara merdunya pun akan terdengar.

Berikut sekilas videonya (sumber: Dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun