Maka persatuan antara sains-filsafat serta agama dapat ditemukan pada muara akhir dari ketiganya yaitu mencari ilmu dan kebenaran.
Analoginya ;
Mobil yang bergerak di jalan aspal,kereta api di rel besi dan kapal terbang di udara,Itu jalurnya tak bisa disatukan,tapi semua bisa sama sama menuju ke suatu tempat tertentu.
Jadi tak usah memaksakan misal filsafat serta agama mesti ikut metode sains karena itu metode paling banyak di era milenial,Itu=membunuh karakter agama serta filsafat dan membuat kebenaran hanya dilihat dan difahami hanya di satu sisinya
Yang bijak adalah membuat "pertemuan dan kesatuan makna"; Biarlah 3 institusi besar itu bicara kebenaran dari berbagai aspeknya yang berbeda beda karena kebenaran itu multi dimensi-bukan semata bicara dimensi fisik-materi
Dengan prinsip dan metode yang diberikan oleh ke 3 institusi tsb maka kita akan melihat kebenaran dalam wajah holistik-bukan sesuatu yang dipaksakan harus berwujud empirik
Contoh kasus ; Tenggelamnya kapal Titanic,Apakah orang orang akan memikirkan soal kebenaran seputar tenggelamnya kapat Titanic ini sebatas data data empirik dan selesai hingga disitu ? Tidak,orang biasanya mendalami nilai benar-salah,baik buruknya dari suatu peristiwa,lebih dalam lagi orang beragama biasa mendalami hakikat serta makna Ilahiah dibalik suatu peristiwa
Jadi suatu kebenaran itu memiliki aspek empirik yg ditemukan oleh sains,aspek logika yg ditemukan oleh filsafat dan aspek Ilahiah yang dikemukakan oleh agama
Bagaimana dengan fenomena ada aspek  pertentangan pertentangannya diantara ketiganya yang oleh kaum tertentu yg suka main bentur itu yang selalu di kedepankan ?
Bicara kebenaran memang tidak selalu linear-tidak selalu sistematik-tertata seperti struktur ilmu logika,didalamnya kita bisa menemukan beragam aspek yg seolah bertentangan,Tapi pertentangan itu tidak mesti melenyapkan kesatuan makna yg dicari.Karena pertentangan itu bisa misal karena kesalah fahaman manusia dlm menempatkan sesuatu dalam sesuatu
Contoh nyata; Dalam sains itu tidak semua simpulan,pernyataan,rumusan atau teorinya itu empiris atau faktual,Sebagian masih hipotesa bahkan baru asumsi serta prediksi.Tapi bayangkan bila yg belum tentu empiris itu sudah dibenturkan dengan agama seolah sudah mewakili kebenaran mutlak-pasti-padahal belum tentu benar
Atau contoh lain,Ada ayat ayat kitab suci yang langsung dibenturkan dengan sains hanya karena bicara hal gaib.Padahal agama itu kadang bicara obyek yg sains bisa ikut andil menelusurinya tapi juga kadang bicara obyek yg sains fisika tak perlu ikut campur karena murni persoalan metafisik