Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Melihat realitas secara lebih utuh,Kritik Yuval noah

18 Agustus 2025   07:23 Diperbarui: 18 Agustus 2025   07:23 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images ; The Newyorker

Apakah Yuval bicara level hakekat-essensi realitas atau bicara sisi realitas yang belum diketahui (gaib) ?

Pertanyaan lain ; Apakah realitas sebatas konsep yang dideskripsikan Yuval noah ?

Tentunya tidak,Dibalik semua yang telah ditangkap,dikuasai serta disepakati manusia tetep ada realitas yang masih tersembunyi-Dan bila dibicarakan belum tentu semua menyepakatinya

Sains adalah saksi bahwa TIDAK SELURUH REALITAS TELAH DIKETAHUI, Dalam sains ada hipotesa, dugaan,asumsi, prediksi dan pengakuan "belum diketahui".Itu semua bukti bahwa dibalik yg telah diketahui sains banyak yg belum diketahui

Dengan bercermin pada pengalaman sains maka ; Apakah realitas=hanya yang telah dialami dan diketahui ? Lha itu yg belum diketahui mau dikemanakan ? Walau belum diketahui ia harus diakui sebagai BAGIAN INTERNAL DARI REALITAS (!)

Apakah realitas otomatis menjadi tidak ada hanya karena tidak disepakati ? Oh tidak bisa.Realitas tak boleh digantungkan semata pada manusia tapi juga harus difahami sebagai suatu yang memiliki hakekat tersendiri.Ini memerlukan kesadaran pikiran.

Contoh ; Kemaha tak terbatasan seperti yg sering saya ulas,Apakah ia tidak ada ? Pasti ada karena dibalik yang terbatas pasti ada kemaha tak terbatasan-ia bukan realitas yang bisa ditangkap indera-hanya bisa disadari pikiran

Tapi apakah lalu semua bersepakat bahwa kemaha tak terbatasan diluar alam semesta yang terbatas itu ada ?

Ternyata tidak,Ketika saya mengungkapnya di group debat orang ateis mati matian menutupi atau menolaknya

SUBYEKTIFITAS ITU KOMPLEKS

Apa itu pengalaman subyektif ? Apakah sekedar "persfective" pribadi ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun