Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Profesionalitas dalam menilai logika

12 Agustus 2025   06:37 Diperbarui: 12 Agustus 2025   06:37 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images ; Sebastian dubois

.....

Ulasan rekan tersebut saya tujukan buat siapapun yang punya ideologi atau keyakinan apapun-bukan untuk fihak tertentu

Artikel ke 2 :

MENGGUNAKAN ILMU LOGIKA SECARA PROFESIONAL

Kalau ada yang menyatakan "agama berlawanan dengan akal" atau "kalau pake logika maka orang akan murtad"-Maka secara prinsip keilmuan pernyataan seperti itu mesti dipermasalahkan karena;

1.Ada kecenderungan memposisikan akal-logika secara langsung pada fihak-kubu atau ideologi tertentu

2.Padahal semua manusia di karuniai akal-Dan yang namanya logika itu digunakan orang untuk arah tujuan yang berbeda beda

2.Karena dalam kitab suci orang justru diperintahkan untuk menggunakan akal walau dilarang mempertuhankan akal (Menggunakan pada tempatnya- proporsional)

Juga mesti diwaspadai bila ada fihak yang langsung panik,curiga,antipati,fobi,tidak ikhlas dan langsung main vonis bila pembicaraan soal akal,logika,filsafat mengarah ke pembenaran agama,Sedang ketika mengarah ke ateisme- materialisme- kesunyataan-budhisme dll "tenang tenang saja bah" (istilah orang batak)

Ada apa dibalik penyerangan atas nama sains,logika,filsafat terhadap agama-orang beragama ? Padahal orang beragama pun sebagaimana sudah biasa menggumuli sains fisika mereka juga sudah biasa bila bergumul dengan dalil dalil ilmu logika- termasuk ketika mereka menyerang ateisme.

Bukankah ilmu teologi itu memakai dalil logika yang ketat semisal mengadopsi dalil Thomas aquinas atau Aristoteles dlsb.?
Bukankah para filsuf muslim dulu getol menterjemahkan filsafat Yunani karena ada dalil akali yang dapat mereka adopsi untuk menggali isi kitab ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun