SCIENCE MILIK SIAPA SIH ?
Apa beda antara "mencampur adukkan" dengan menata atau mengatur atau memanage ?
Mencampur aduk itu maknanya bisa ibarat orang bikin adonan dari berbagai bahan lalu dicampur aduk tapi tanpa aturan- tanpa ilmu,Yang terjadi akhirnya bentuk tak karuan,Atau mencampur sesuatu dengan lainnya secara tidak tepat
Sedang kalau tujuan kita mencari ilmu pengetahuan dan kebenaran maka memahami segala suatu itu pertama,mesti dengan pikiran tertata-dengan pendalaman-Tidak semata melihat dari permukaan,
Kedua,Kalau mesti ada yg harus dipadukan satu sama lain maka itu mesti dengan cara yang sistemik-terstruktur- konstruktif serta di arahkan pada tujuan yang tepat.Demikian misal memadukan ilmu dengan agama-agama dengan ilmu itu mesti dengan pikiran tertata-dengan suatu yg konstruktif
Nah agama wahyu itu mengakomodasi semua obyek-persoalan yang dihadapi umat manusia dalam kehidupannya, Maka agama membahas beragam persoalan secara universal, Apakah itu misal persoalan ilmu alam,sosial,politik,hukum, ekonomi,akhlak,pendidikan,negara,sejarah dlsb.Bayangkan semua itu mesti ada dalam satu kitab
Maka ketika bicara beragam persoalan kitab suci tidak spesifik misal bicara hingga level tetek bengis teknis detailnya-Lebih ke bicara garis besar-benang merah.Maka kitab suci tak bisa disebut kitab ilmu alam atau ilmu hukum atau ilmu politik atau ilmu ekonomi,dlsb. Tapi kitab yang memberi panduan bagi manusia bagaimana dasar memahami alam,bagaimana mengkonsep hukum,bagaimana politik yg baik, Bagaimana memahami moralitas,dlsb
Maka tak bisa misal agama dikonsep hanya ke satu arah,misal di reduksi hanya sebagai konsep moral atau akhlak,Atau cuma bicara persoalan akhirat,Atau cuma bicara hal metafisik,Karena itu akan mengeliminasi aspek-persoalan lain.
Agama juga bicara misal tentang alam dan obyek yang biasa dibicarakan dalam sains,TAPI dengan cara berbeda dan VISI MISI berbeda dengan yang orang konsepsikan secara formal dlm sains akademik
Kalau tujuan sains akademik adalah sebatas merumuskan kebenaran empirik, Maka tujuan agama bukan semata itu tapi untuk ekplorasi lebih mendalam yang muaranya memahami keagungan dan ke maha kuasaan sang pencipta
Dan agama pun tidak bicara tetek bengek sampai detail seperti buku sains karena  seperti tercantum dlm kitab,Manusia diberi ruang untuk mengekplorasi alam sendiri-memberi ruang bagi manusia untuk memberi tafsiran atas teks kitab yang makna nya harus dicari sendiri melalui kontemplasi.Jadi kitab bukan berposisi seperti kamus yang cuma tinggal telan hafal-makna adanya penafsiran adalah memberi ruang bagi manusia untuk berpikir sendiri
Nah sekarang yg jadi persoalan adalah adanya fihak yang seolah memiliki otoritas untuk memonopoli sains sehingga agama seolah tak boleh ikut bahas sains kecuali mengikuti visi misi serta protokol sains formal akademik dan batasan yang telah ada dalam sains formal