Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Yang salah itu obyeknya atau alat nya ?

16 Mei 2025   07:17 Diperbarui: 17 Mei 2025   11:52 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu tak bisa dengan sikap otoroter seperti itu,Mengapa ?
Sains bicara alam,oke,Tapi alam kan bukan ciptaan manusia dengan sains nya,Posisi sains bukan pencipta tapi penterjemah alam SEBATAS yang sains bisa jangkau.Maka bila sang pencipta bicara alam sebagai ciptaanNya itu pun hak sang pencipta.Sang pencipta tak bisa mendeskripsikan alam sebatas cara dan sudut  pandang ciptaannya yg terbatas

Dengan kata lain,Deskripsi alam versi kitab itu bukan persfective manusia-bukan berdasar sudut pandang manusia tapi sudut pandang sang pencinta yg tentu lebih tahu  tentang ciptaannya,Tuhan lebih tahu bagian dari alam yang tidak terjangkau pengamatan manusia

Contoh tentang langit,Dlm kitab ada deskripsi 7 lapis langit dan langit ke 7,Artinya disini alam adalah suatu yg terbatas dimana langit ke 7 adalah pelapis alam semesta yang paling luar.

Nah manusia dengan sainsnya apa telah bisa ekplorasi sampai batas alam ? Jangankan batas alam-perihal multiverse pun itu masih wacana-Apa yg dimaksud oleh sains sebagai "multiverse" itu kan interpretasi manusia yg tak bisa mengamati secara utuh.Dan banyak lagi hasil pengamatan atas alam yang ujungnya baru sebatas hipotesa-bukan rumusan empiris

Maka (berdasar keterbatasan sains itu) semua fihak baiknya mesti terbuka pada berbagai persfective-tafsiran-sudut pandang tanpa langsung main hakim apalagi main vonis dengan gestir kasar
Saling berbagi dan memperbandingkan itu lebih baik ketimbang misal langsung saling hantam secara arogan

Sekarang agama bicara obyek alam-itu haknya-dan itu pasti bersinggungan dengan sains formal-Terus ada yang vonis "mencampur adukkan agama dengan sains"-seolah agama tak boleh ikut bicara obyek yg digumuli sains

Arogan,kayak sains milik golongan tertentu.Padahal sains itu hasil sumbangsih beragam fihak yang berbeda-punya latar belakang sejarah yg plural-tidak datang hanya dari satu fihak atau satu arah.Setelah maju pesat jangan juga lupa kacang akan kulitnya-jangan lupa sejarahnya-Dan jangan di klaim hanya satu fihak serta satu worldview-cara pandang yg boleh mengelola - menafsirnya sampai mengarahkannya

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun