Tentu tak bisa dengan sikap otoroter seperti itu,Mengapa ?
Sains bicara alam,oke,Tapi alam kan bukan ciptaan manusia dengan sains nya,Posisi sains bukan pencipta tapi penterjemah alam SEBATAS yang sains bisa jangkau.Maka bila sang pencipta bicara alam sebagai ciptaanNya itu pun hak sang pencipta.Sang pencipta tak bisa mendeskripsikan alam sebatas cara dan sudut  pandang ciptaannya yg terbatas
Dengan kata lain,Deskripsi alam versi kitab itu bukan persfective manusia-bukan berdasar sudut pandang manusia tapi sudut pandang sang pencinta yg tentu lebih tahu  tentang ciptaannya,Tuhan lebih tahu bagian dari alam yang tidak terjangkau pengamatan manusia
Contoh tentang langit,Dlm kitab ada deskripsi 7 lapis langit dan langit ke 7,Artinya disini alam adalah suatu yg terbatas dimana langit ke 7 adalah pelapis alam semesta yang paling luar.
Nah manusia dengan sainsnya apa telah bisa ekplorasi sampai batas alam ? Jangankan batas alam-perihal multiverse pun itu masih wacana-Apa yg dimaksud oleh sains sebagai "multiverse" itu kan interpretasi manusia yg tak bisa mengamati secara utuh.Dan banyak lagi hasil pengamatan atas alam yang ujungnya baru sebatas hipotesa-bukan rumusan empiris
Maka (berdasar keterbatasan sains itu) semua fihak baiknya mesti terbuka pada berbagai persfective-tafsiran-sudut pandang tanpa langsung main hakim apalagi main vonis dengan gestir kasar
Saling berbagi dan memperbandingkan itu lebih baik ketimbang misal langsung saling hantam secara arogan
Sekarang agama bicara obyek alam-itu haknya-dan itu pasti bersinggungan dengan sains formal-Terus ada yang vonis "mencampur adukkan agama dengan sains"-seolah agama tak boleh ikut bicara obyek yg digumuli sains
Arogan,kayak sains milik golongan tertentu.Padahal sains itu hasil sumbangsih beragam fihak yang berbeda-punya latar belakang sejarah yg plural-tidak datang hanya dari satu fihak atau satu arah.Setelah maju pesat jangan juga lupa kacang akan kulitnya-jangan lupa sejarahnya-Dan jangan di klaim hanya satu fihak serta satu worldview-cara pandang yg boleh mengelola - menafsirnya sampai mengarahkannya
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI