Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Yang salah itu obyeknya atau alat nya ?

16 Mei 2025   07:17 Diperbarui: 17 Mei 2025   11:52 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images ; Tribun.travel

SCIENCE MILIK SIAPA SIH ?

Apa beda antara "mencampur adukkan" dengan menata atau mengatur atau memanage ?

Mencampur aduk itu maknanya bisa ibarat orang bikin adonan dari berbagai bahan lalu dicampur aduk tapi tanpa aturan- tanpa ilmu,Yang terjadi akhirnya bentuk tak karuan,Atau mencampur sesuatu dengan lainnya secara tidak tepat

Sedang kalau tujuan kita mencari ilmu pengetahuan dan kebenaran maka memahami segala suatu itu pertama,mesti dengan pikiran tertata-dengan pendalaman-Tidak semata melihat dari permukaan,
Kedua,Kalau mesti ada yg harus dipadukan satu sama lain maka itu mesti dengan cara yang sistemik-terstruktur- konstruktif serta di arahkan pada tujuan yang tepat.Demikian misal memadukan ilmu dengan agama-agama dengan ilmu itu mesti dengan pikiran tertata-dengan suatu yg konstruktif

Nah agama wahyu itu mengakomodasi semua obyek-persoalan yang dihadapi umat manusia dalam kehidupannya, Maka agama membahas beragam persoalan secara universal, Apakah itu misal persoalan ilmu alam,sosial,politik,hukum, ekonomi,akhlak,pendidikan,negara,sejarah dlsb.Bayangkan semua itu mesti ada dalam satu kitab

Maka ketika bicara beragam persoalan kitab suci tidak spesifik misal bicara hingga level tetek bengis teknis detailnya-Lebih ke bicara garis besar-benang merah.Maka kitab suci tak bisa disebut kitab ilmu alam atau ilmu hukum atau ilmu politik atau ilmu ekonomi,dlsb. Tapi kitab yang memberi panduan bagi manusia bagaimana dasar memahami alam,bagaimana mengkonsep hukum,bagaimana politik yg baik, Bagaimana memahami moralitas,dlsb

Maka tak bisa misal agama dikonsep hanya ke satu arah,misal di reduksi hanya sebagai konsep moral atau akhlak,Atau cuma bicara persoalan akhirat,Atau cuma bicara hal metafisik,Karena itu akan mengeliminasi aspek-persoalan lain.

Agama juga bicara misal tentang alam dan obyek yang biasa dibicarakan dalam sains,TAPI dengan cara berbeda dan VISI MISI berbeda dengan yang orang konsepsikan secara formal dlm sains akademik

Kalau tujuan sains akademik adalah sebatas merumuskan kebenaran empirik, Maka tujuan agama bukan semata itu tapi untuk ekplorasi lebih mendalam yang muaranya memahami keagungan dan ke maha kuasaan sang pencipta

Dan agama pun tidak bicara tetek bengek sampai detail seperti buku sains karena  seperti tercantum dlm kitab,Manusia diberi ruang untuk mengekplorasi alam sendiri-memberi ruang bagi manusia untuk memberi tafsiran atas teks kitab yang makna nya harus dicari sendiri melalui kontemplasi.Jadi kitab bukan berposisi seperti kamus yang cuma tinggal telan hafal-makna adanya penafsiran adalah memberi ruang bagi manusia untuk berpikir sendiri

Nah sekarang yg jadi persoalan adalah adanya fihak yang seolah memiliki otoritas untuk memonopoli sains sehingga agama seolah tak boleh ikut bahas sains kecuali mengikuti visi misi serta protokol sains formal akademik dan batasan yang telah ada dalam sains formal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun