Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apakah Jiwa Itu Tidak Ada? Kritik Atas Ryu Hasan

2 Januari 2023   14:49 Diperbarui: 2 Januari 2023   15:07 7239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyebut "jiwa itu tidak ada-yang ada adalah hanya kinerja otak" atau "yg disebut jiwa adalah hanya hasil kinerja otak" itu akan menimbulkan pertanyaan tersendiri termasuk bagi publik

Pertama,dalam pandangan publik istilah "otak" itu tak lepas dari obyek berupa material daging berwarna putih yg memiliki syaraf yg konon sampai milyaran dan itu masuk kategori material.Nah sebab itu yang jadi pertanyaan adalah; "kinerja otak" dimaksud itu apakah murni proses biologis-material atau proses yang juga melibatkan non biologis ?

Proses biologis dimaksud adalah proses yang melibatkan HANYA unsur unsur yang bisa dikategorikan material seperti hormon,sel tubuh,syaraf (neuron) dlsb yang ahli biologis lebih tahu secara detail

Sedang non biologis adalah proses yang melibatkan unsur non materi seperti ; ruh, pikiran,akal,nurani,jiwa,ruhani,perasaan,gelombang otak,energi dlsb.

Intinya,sebenarnya sulit menyebut kinerja otak hanya melibatkan unsur material karena unsur non material mesti akan terlibat didalamnya.Jadi disini menyebut manusia substansinya "hanya materi" mesti dipertanyakan karena dalam berpikir yang melibatkan kinerja otak jelas mustahil hanya memakai unsur material semata.Coba dipikirkan misal ; peran gelombang otak atau energi yang melahirkan hasrat dan kehendak itu asalnya darimana ?

( Menurut informasi gelombang otak  1. Delta (0.5 -- 4 Hz) * 2. Theta (4 -- 7.5 Hz) * 3. Alpha (7.5 -- 12.5 Hz) * 4. Beta (12.5 -- 30.gamma 25-100 Hz ...)

.....................  . ....... ......

Dan kalau menyebut "jiwa tidak ada" otomatis tak boleh menyebut hasil kinerja otak adalah "jiwa" atau psikologis karena itu balik lagi ke menyebut konsep "jiwa" yang sudah dianggap tidak ada tadi.Kalau menyebut jiwa tidak ada maka istilah jiwa atau psikologis mestinya tidak dipakai lagi,mestinya diganti murni memakai istilah material yaitu istilah "biologis" karena istilah ini berkaitan dengan dinamika unsur tubuh-materi atau bersifat material,sedang istilah "jiwa" walau bagaimanapun akan melibatkan hal-unsur non material

Ryu menyebut "tak ada unsur jiwa yang substansinya terpisah dari raga-jasmani"

Dan itu artinya,seluruh fenomena manusia itu hanya dianggap refleksi gambaran eksistensi unsur jasmaniahnya atau tubuhnya atau biologisnya,bukan refleksi unsur jiwa nya,karena jiwa sudah dianggapnya tidak ada

Sekarang perhatikan beragam fenomena seperti ini ;
Menjadi teis,ateis,orang munafik,orang saleh,moderat,konservatif,psikopat,orang bijak,ber akal budi,bengis,pengasih,dlsb semua akan dianggap refleksi biologis semata-kalau jiwa dianggap tidak ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun