Tepatnya secara prinsipiil itu juga harus dilihat sebagai keragaman serta pilihan pandangan tersendiri, efek dari hadirnya berbagai rumusan serta deskripsi hasil dari melihat dari sudut pandang yg berbeda yang membuat kita bisa melihat realitas dari persfective berbeda tanpa membuat kita terjebak pada pandangan parsialist
Sekarang bagaimana memahami realitas sebagai sebuah kesatuan - secara MENYATU PADU dengan melihat atau mengacu utamanya pada adanya tiga teori besar sains tsb.itu yg menjadi titik tekan artikel ini,bukan pandangan yg mengkotak kotak kan seolah yg satu harus runtuh ditangan yg lain,atau seolah hanya satu yang mutlak mesti selalu harus dipakai sebagai acuan dlm memandang realitas
Contoh,ketika saya mendalami pandangan pandangan sainstifik maupun filosofistik menurut persfective quantum di sisi lain saya pun tidak lupa bahwa saya juga hidup di dunia mekanis yg dideskripsikan  Newton yg sampai hari ini tidaklah pernah berubah.
Saya tak pernah terbawa arus pandangan seolah dasar realitas adalah ilusi, ketakpastian dan keacakan- probabilitas karena saya hidup di dunia nyata yg dikonstruk oleh seperangkat hukum pasti dan memiliki sifat deterministik
Dalam hal memahami realitas maka, pandangan menyeluruh,menyatu padu,tidak mengkotak kotakkan memang suatu yg memiliki nilai tersendiri mengingat kehadiran beragam asumsi, hipotesa, teori dlm sains membuat banyak orang mudah terjebak pada pandangan pandangan parsial, misal orang yg melihat melulu dari persfective quantum lalu berpandangan bahwa determinisme di alam semesta itu hilang padahal hukum alam yang hingga kini tetap ada dan mengkonstruks kehidupan kita itu memiliki sifat deterministik tersendiri
Analoginya, ibarat sebuah gedung besar yang dilihat oleh 3 kelompok berbeda;
Kelompok pertama melihat gedung dari jarak jauh dan melihat bahwa garis besarnya bentuk gedung itu simetris-serba tegak lurus.Kelompok kedua melihat dari jarak lebih dekat dan mulai melihat adanya benjolan, lengkungan,retakan dlsb. yang dari jarak jauh tidak teramati. Kelompok ketiga masuk kedalam gedung dan mengamati beragam isi gedung serta beragam fenomena yg tidak dilihat oleh yang melihat gedung dari luar
Pertanyaan ; Apakah tiga kelompok pengamat tsb merubah realitas dasar gedung tsb ? Tentu saja tidak,
mereka hanyalah para pengamat-bukan yang menciptakan hakikat realitas gedung tersebut
Demikian pula sains dengan para saintisnya,pada prinsipnya tentu bukan pencipta realitas semesta tetapi hanya pengamat,penterjemah serta penafsir realitas semesta.Untuk memahami hakikat realitas semesta tetaplah kita tak boleh melulu bergantung pada bingkai yang mereka buat karena pengamatan mereka juga tidak lepas dari keterbatasan pengamatan manusia
Nah kesimpuan lain dari tulisan ini adalah  bagaimana sebenarnya kita harus melihat dunia quantum dalam hubungannya dengan dunia nyata-nampak ? Â
 Apakah kita harus melihatnya sebagai dua dimensi yg saling terpisah dan bahkan berlawanan ? Apakah benar kalau ada yang menyatakan bahwa hal hal yang beraturan,deterministik di dunia nyata bisa berasal dari ketak pastian ? Mungkinkah ketakpastian, keacakan, prinsip probabilitas bisa melahirkan hal hal yg beraturan-determiniatik ?