Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menyoal Ada, Perlukah "Ada" Itu Di-verbal-kan?

27 September 2021   07:15 Diperbarui: 27 September 2021   09:13 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Padahal itu seperti ibarat ngubek kolam  tanpa keluar dari dalamnya.Ada itu dibicarakan atau tidak dibicarakan bahkan dianggap tidak ada sekalipun hakikatnya tetap Ada dan tidak bisa disulap menjadi tiada misal

Lalu bagaimana cara memahami Ada yang simpel tanpa ribet tanpa multi tafsir dan tanpa banyak perdebatan ?

Pertama,hadirkanlah kebalikannya- lawanannya yaitu tidak Ada.sama dengan bila ingin memahami apa itu terang maka hadirkan gelap,apa itu suci hadirkan kekotoran,apa itu mulia hadirkan hina,apa itu lelaki hadirkan wanita.karena Ada dan tidak Ada adalah bagian dari dualisme artinya sesuatu yg dapat difahami akal pikiran karena sesuatu dapat difahami akal apabila sesuatu itu berkonstruksi dualistik

Sesuatu itu disebut atau diposisikan sebagai Ada karena kebalikannya; untuk menyebutnya tidak ada adalah tidak mungkin.artinya sesuatu disebut Ada karena memiliki syarat untuk  diposisikan demikian.Ada itu memiliki atribut-sifat- tanda yang tidak dimiliki oleh tidak Ada.contoh; Ada itu memiliki essensi-hakikat, substansi,unsur penyerta keberadaan-aksiden, eksistensi atau "jejak penampakan" (fenomena yang bisa ditangkap dunia manusia), kuantitas, kualitas dan sederet tanda atau kategori lain yg dapat di tambahkan

Sedang untuk mendefinisikan "tidak ada" tinggal diberi kategori yang berkebalikan dengan Ada; tidak memiliki hakikat, substansi, eksistensi, kualitas dlsb. Sehingga bila kita bicara segala suatu yg harus dikaitkan dengan Ada atau tidak ada nya maka periksa beragam tanda nya

Sekarang kita coba konsep dualist (Ada-tiada) ini dalam membedah soal ketuhanan;

Ada yang menyatakan Tuhan Ada sebaliknya ada yang menyatakan tidak Ada.Itu bisa terjadi diantaranya karena orang tak faham tanda tanda dari keber Ada an

Salah satu ciri Ada adalah eksistensi dan tidak ada eksistensi menujukkan tiada. dalam ranah kepercayaan yang tiada tapi disembah disebut hanya mitos-yg dipercaya tapi tidak ada bukti eksistensi

Nah banyak yg bicara Tuhan tapi fokusnya hanya ke wujud sebagai tanda Ada sedang bukti eksistensi mereka abaikan. Dan walau bagaimanapun eksistensi para nabi menunjukkan ada kekuatan lain dibalik mereka yang sanggup mengkreasikan hal hal adialami yang mustahil bisa didesain manusia semisal mukjizat besar atau nubuatan yg terjadi secara persis

Itu sebab saya sering katakan bahwa mukjizat besar era para nabi adalah cara Tuhan menunjukkan eksistensi Adanya sehingga Ia tidak difahami sebagai hanya konsep metafisis belaka tapi entitas yang Ada dlm kenyataan

Dengan kata lain ketidak fahaman terhadap tanda tanda keber Ada an itu mempengaruhi pikiran manusia dalam memahami istilah atau konsep "Ada"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun