Dengan kata lain dalam diri manusia ada naluri alami serta infra struktur yang memungkinkannya bisa mengelola beragam bentuk kebenaran yang ditangkap atau dialaminya secara inderawi.dalam diri manusia ada dunia indera yang dapat menangkap bentuk kebenaran empirik,lebih dalam lagi ada akal fikiran sebagai infrastruktur berfikir abstrak yang bisa meng abstraksikan semua bentuk kebenaran empirik yang ditangkap dunia inderawinya itu ke level yang lebih tinggi yaitu level konsep konsep rasional. ada banyak konsep hasil rasionalisasi atau penangkapan-tafsiran akal atas realitas yang ditangkap dunia indera,contohnya adalah konsep ilmu logika, ilmu teologi, konsep epistemologi dlsb.dengan kata lain akal mendeskripsikan bentuk 'kebenaran rasional' yang secara hierarkis memiliki derajat lebih tinggi dari sekedar kebenaran empirik
Lebih dalam lagi ada instrument berfikir yang bernama 'kalbu-nurani' yang berfungsi membuat rumusan akhir dari kebenaran.kalbu menangkap-mendalami serta menghayati bentuk kebenaran 'hakiki' atau kebenaran 'maknawi' yaitu bentuk kebenaran berdasar makna terdalam.
Bayangkan bahwa dengan berbekal dunia indera semata maka kita tak otomatis bisa memahami ilmu logika atau mendalami hakikat serta makna terdalam dari segala suatu melainkan kita bisa masuk ke level lebih tinggi dari kebenaran empirik itu karena kita memiliki infra struktur berfikir yang juga bersifat serta berfungsi secara hierarkis
Nah setelah secara sederhana kita bisa menangkap adanya sifat hierarkis dalam konstruksi kebenaran menyeluruh maka kita tak perlu bingung bila kita berhadapan dengan aneka jenis kebenaran yang datang dari arah yang berbeda beda.kita tak perlu bingung bila berhadapan dengan kebenaran versi sains-kebenaran versi filsafat dan kebenaran versi agama.tinggal kelola saja dengan infra struktur berfikir yang ada dalam jiwa mulai dari dunia indera-akal hingga kalbu terdalam
Dengan kata lain, bila berhadapan dengan klaim kebenaran yang datang dari sains-filsafat serta agama kita tak perlu bingung bila kita telah memiliki ilmu bagaimana memahami kebenaran secara konstruktif karena kita akan bisa menempatkan mana yang harus ditempatkan dibawah-ditengah serta diatas. Dengan kata lain, tiap kebenaran yang datang dari institusi yang berbeda beda itu memiliki derajat-kedudukan yang tidak sama.Dan secara alami bila kita menyerahkan beragam klaim kebenaran yang berbeda beda itu kepada infra struktur berfikir yang ada dalam jiwa maka secara alami ia akan menempatkan tiap klaim kebenaran itu ke tempat atau ke derajatnya yang tersendiri
Dengan kata lain,kalau semua peralatan berfikir kita sehat-dapat berjalan sebagaimana mestinya maka kita bisa menemukan serta memahami hierarki kebenaran.Tapi coba klaim klaim kebenaran yang berasal dari sains-filsafat-agama itu kita lihat-fahami serta kelola secara datar-tidak secara hierarkis maka yang akan kita peroleh hanyalah ke bingungan dalam berhadapan dengan beragam problem kebenaran utamanya yang sudah bersifat kompleks
.......
Banyak orang yang dalam upaya memahami kebenaran langsung masuk ke dunia filsafat-berhadapan dengan beragam sistem metafisika,berhadapan dengan beragam cara pandang-filosofi.nah ini hanya akan membuat pemahaman manusia terhadap 'kebenaran' menjadi rumit.karena; apakah filsafat menuntun manusia untuk memahami kebenaran secara terstruktur hingga ke ujung terakhirnya yang dapat ditangkap dan dihayati oleh kalbu ?
Dengan kata lain,bila ingin memahami kebenaran mulai dari dasar atau mulai 'dari level TK-SD' maka berupaya lah memahami kebenaran secara terstrukur dalam arti secara hierarkis-berperingkat.itu adalah pemahaman terhadap kebenaran yang sesuai karakter infra struktur berfikir yang ada dalam jiwa manusia
Tetapi ingat,ilmu tentang memahami kebenaran secara hierarkis itu tidak diajarkan di lembaga lembaga pendidikan formal mulai dari SD hingga perguruan tinggi.di lembaga pendidikan formal hanya diajarkan ilmu ilmu yang membuat manusia mengenal kebenaran secara terkotak kotak-tercerai berai-tidak konstruktif
Atau dengan kata lain,kalau memulai pemahaman terhadap kebenaran dimulai atau berdasar atau berpijak pada teori filsafati atau apalagi berdasar metodologi sainstifik semata maja dijamin pasti akan mumeeeeet
.......