"Mereka ingin cahaya menang... padahal tanpa bayangan, cahaya pun tak tahu arah."
Kael melayang, cahaya dan kegelapan berkobar dari tubuhnya. "Mungkin kau benar... tapi aku tidak akan biarkan perang ini mengulang sejarah ibuku."
Ia menurunkan tangannya.
Dan bumi pun retak.
Dari bawah Akademi, Cincin Etherion --- segel kuno yang menjaga batas dua dunia --- mulai pecah.
Gerbang ke Dunia Bayangan terbuka.
Gerbang itu menganga seperti luka di langit dunia. Dari celahnya, angin dingin menusuk tulang, dan aroma arang terbakar memenuhi udara. Cahaya seolah enggan menyentuh sisi dalamnya.
Kael berdiri di tepi pusaran hitam, wajahnya menegang. Aerin memegang lengan bajunya.
"Kalau kau masuk... kau mungkin tak bisa kembali."
Kael menatapnya dengan mata yang kini memantulkan dua dunia. "Kalau aku tidak masuk, semuanya akan berakhir."
Tanpa ragu, ia melangkah. Angin hitam menelannya.