Mohon tunggu...
Mustyana Tya
Mustyana Tya Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis, jurnalis dan linguis

Seorang pejalan yang punya kesempatan dan cerita

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Nusa Penida Benar-benar Uji Kesabaran

8 Mei 2022   12:42 Diperbarui: 8 Mei 2022   12:46 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Remaja Rote/dok: pribadi

Salah satu destinasi yang belum pernah saya singgahi adalah Nusa Penida yang ada di seberang pulau bali besar ini. Makanya, ketika ada liputan ke Rote dan singgah di Bali, saya memutuskan untuk extend, bertemu teman dan ke Penida.

Saya cerita dulu soal Rote ya, jadi dari Halim Perdana Kusuma, klien saya menyewa pesawat kecil untuk ke Rote, dan terlebih dahulu transit di Bali. Ngapain sih ke Rote? jadi ada peresmian SPBU satu harga yang diklaim bikin warga perbatasan merasakan harga yang sama dengan harga BBM ibu kota. Gersangnya Rote saat itu masih tergambar di benak saya, plus banyak lahan tidur dengan jalan yang berkelok membuat banyak dari rombongan pening.

Ini pertama kalinya, juga saya menaiki pesawat carteran yang memungkinkan kita duduk dimana saja tanpa ada peringatan menjaga keseimbangan hahaha. Pesawat yang terbang rendah ini membuat perjalanan lebih lama 30 menit dari pesawat reguler dengan baling-baling yang begitu nampak di kaca jendela.

Rencananya kami akan bermalam di Rote ternyata, klien memutuskan untuk langsung kembali ke Jakarta di hari itu juga. Tapi saya meminta untuk ditinggal saja di Bali. Kebetulan lagi, saya bersama dengan salah satu rekan yang kampungnya di Bali maka jadilah kami berdua ditinggal. Si Mbok baik hati ini bilang kalau lebih baik ikut dia saja naik motor dan bersedia mengantarkan saya ke salah satu motel di Bali yang letaknya berdekatan dengan Sanur. Saat ini pula saya merasakan pertama kalinya tol bali pakai motor. Ih, seru banget bisa ngebut! hahaha.

Tapi saya meminta untuk ditinggal saja di Bali. Kebetulan lagi, saya bersama dengan salah satu rekan yang kampungnya di Bali maka jadilah kami berdua ditinggal. Si Mbok baik hati ini bilang kalau lebih baik ikut dia saja naik motor dan bersedia mengantarkan saya ke salah satu motel di Bali yang letaknya berdekatan dengan Sanur. Saat ini pula saya merasakan pertama kalinya tol bali pakai motor. Ih, seru banget bisa ngebut! hahaha.

Oia untuk motornya sendiri, teman saya menelpon rental motor di sekitaran bandara yang dia sewa dengan harga 50 ribu untuk 2 hari eh asik banget. Motor langsung dianter ke bandara dan cuma modal ktp doang. Lah asik banget! Sayang saya ga bisa naek motor. Ini bisa jadi alternatif bagi kamu yang tiba-tiba mau jalan-jalan pas transit di Bali. Beda dari kawasan wisata lainnya, motel saya di dekat dermaga sanur itu di dalam kompleks perumahan yang sepi dan gelap tapi, seperti biasa, murah! Yang gak enaknya anjing menggonggong dimana-mana. Hm.. sebel.

Pagi pun tiba, setelah searching-searching, kami harus jalan sekitar jam 6 pagi untuk bisa dapat seat di speed boat perjalanan ke Nusa Penida. Saya bertemu dengan teman saya dengan sedikit kebingungan karena banyaknya orang di sana. Bener-bener bikin syok! Lalu kamu buru-buru men-screening tenda-tenda yang berjejer menawarkan aneka kapal dengan harga yang variatif dari Rp 100 ribu hingga jutaan per orang. Jadi bisa pilih mau yang eksklusif atau yang dempet-dempetan kek di angkot.

Pilihan kami jatuh ke salah satu kapal seharga 200 ribuan PP yang jadwal berangkatnya sekitar jam 8 pagi. Perahu melaju begitu keras kami yang berada di depan beberapa kali melompat dari tempat duduk walaupun takut kami tetap cekikikan. Kami juga buru-buru mengamankan barang-barang dari cipratan air yang enggak santai sama sekali. Perjalanan penuh dag dig dug ini pun berakhir setelah 30 menit.

Dengan badan yang rada sempoyongan, kami gak langsung buru-buru jelajah Penida. Terdengar, si empunya perahu mengingatkan bahwa jam 3 kami sudah harus kembali ke sini untuk pulang. Temen saya pun tiba-tiba mengeluh sakit perut akibat datang bulan di hari pertama, ok baiklah harus lebih sabar. Makanya kami memutuskan untuk mampir sebentar ke warung kopi di pinggir dermaga dan menyeruput hangatnya pop mie dengan harga yang wajar.

Pantai Klingking/dok: pribadi
Pantai Klingking/dok: pribadi
Setelah dia cukup siap, maka kami mulai memilih motor yang sudah diteriaki sebagai motor sewa. Mereka membanderol pun dengan harga Rp 100 ribu seharian. Si merah mio jadi pilihan dan KTP pun jadi jaminan. "Ayo kita kemana?" kami langsung memutuskan jalan ke Pantai Klingking yang ternyata jaraknya jauh juga 30 menit dari dermaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun