Mohon tunggu...
Mustyana Tya
Mustyana Tya Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis, jurnalis dan linguis

Seorang pejalan yang punya kesempatan dan cerita

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Halong Bay: Mutiara, Kapal Kayu, dan Orang Inggris

26 Januari 2018   11:39 Diperbarui: 26 Januari 2018   12:19 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita mungkin harus mulai belajar banyak dari pengelolaan wisata di negara tetangga. Tanpa terlihat materialistis mereka melayani tamu dengan semangat dan bangga. Contohnya yang gw lihat di mantan situs 7 wonder Halong Bay. 

Selepas main di pantai yang private, kita dibawa tour guide untuk mampir ke tempat budidaya mutiara. Gak main-main mereka bener-bener punya mutiara kulitas bagus yang harganya bikin ngeri. Ada yang dihasilkan dari kerang Jepang, Barat, sampai lokal. Orang-orang di sekitaran kampung terapung ini yang kerja budiaya kerang mutiara. 

Di dalam sini kita ditunjukkan macam-macam kerang, cara ngeluarin mutiara, sampai cara menjalin mutiara jadi perhiasan yang bagus. Ya, buat beda itu, tur guide sendiri yang bisa melakukan ketiga hal itu. Si tour guide ini lihai juga dalam ngeluarin mutiara dan gak omdo (omong doang). Klo di tempat kita si tour guide kerjanya kan cuma koar-koar tanpa praktik. Kemampuan ini yang menurut gue keren banget jadi dia gak cuma kaya pengetahuan tapi juga paham praktiknya gimna. Keren!

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dok.pribadi
Dari lihat-lihat mutiara kita langsung disuruh milih,"Siapa yang mau kayak atau naik bamboo boat," seru si tour leader. Gw sih sebenernya pengen nyoba kayak tapi si tour guide bilang klo yang milih kayak harus orang yang bisa kayaking. Yah... udahlah pupus harapan. Sebelumnya gw pernah denger kalau akivitas kayaking udah ga dibolehin karena banyak yang tenggelam. 

Tapi ternyata masih bisa. Kita pun berbaris untuk dapat giliran naik perahu yang sebenernya bukan bambu tapi kayu. Susunan tempat duduk pun diatur supaya perahu tetap seimbang. Gw ga mau tuh duduk di bagian tengah atau belakang, jadi gue sigap naik perahu di bagian depan sama nyokap gw hahaha.. itu demi foto bagus

Di belakang kami ada orang Inggris yang masih berumur 19 tahun. Solo backpakcer ini emang udah narik perhartian gue karna cantik dan baik. Dia sering nawarin makanan juga ke kita-kita. Di belakangnya lagi ada pasangan sahabat asal Polandia. Para ibu-ibu ini suka banget bertualang kemana-mana berdua dan gak takut kesusahan. 

Dibanding mereka semua gw adalah traveler yang pengalamannya paling cetek. Mereka udah melanglang buana yang buat gw sirik banget. Ga seperti kita yang mendewakan negara-negara eropa-amerika. Mereka suka banget pergi-pergi ke Srilanka, India dan Indonesia. yeeee!

Mereka ngakunya sih negara-negara itu punya spirit yang bagus dan keramahan. Lucunya lagi si orang Inggris yang cantik jelita itu bilang klo Jakarta yang pernah dia datengin mirip kayak India. Trus gw langsung jawab "No!" keras-keras padahal gw ga tau  kalau India itu kayak apa hahaha....

Gw pun mulai melakukan jurus pamungkas gw mempromosikan Indonesia dari Sabang sampai Marauke. Meski gw ga sehebat orang Inggris itu yang udah 2 minggu di Indonesia dan petualang dari Aceh sampai Bali. Ngik! 

Tapi promosi gw itu manjur, mereka bilang mau ke Indonesia lagi untuk lihat Kalimantan dan Raja Ampat! Yes! gw cuma ngayal dan janji aj klo gw bakal temenin mereka. Cuma yg gw wanti-wanti mungkin jelajah Indonesia tidak akan semudah mereka jelajah Vietnam hehehe...

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Sembari ngobrol kita bener-bener menikmati semilir angin yang berembus meniupkan ujung-ujung jilbab dan rerambutan (rambut maksudnya) kami. Ada yang narik perhatian juga ada salah satu bukit yang melengkung dan membentuk mulut goa. Kita dilarang melewati mulut goa itu karena arusnya tidak stabil dan perahu kayu' ngek ngek' ini bisa tenggelam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun