Mohon tunggu...
Tya Kirana
Tya Kirana Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga

Hobi saya menulis dan karaoke. Konten yang saya buat sekitar lifestyle berdasarkan pandangan pribadi saya.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Resign dan Menjadi Ibu Rumah Tangga itu Pilihan Nggak Waras? Masa sih?

3 September 2023   19:37 Diperbarui: 3 September 2023   19:40 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Baru-baru ini ada seorang teman yang sudah sebelas tahun bekerja kantoran dan memutuskan resign setelah punya dua anak. Saya lihat story-nya, beberapa temannya mengucapkan "semoga tetap waras" saya pun coba DM saying welcome to the fully motherhood life! Teman saya membalas dengan "doakan tetap waras ya kak" walaupun saya membalas kembali dengan mengatakan "hahahhaha waras lah, gw aja aman kok" tapi saya tetap memikirkan waras seperti apa sih yang dimaksud mereka??

Saya juga sebelum menjadi Ibu rumah tangga, sudah bekerja selama sepuluh tahun. Sekarang sudah menjadi ibu rumah tangga selama tiga tahun, tapi merasa selalu waras. Apakah saya Nikita willy atau Nia Ramadhani? Hehehehehe ya nggak lah.

LAlu apakah seorang Ibu rumah tangga itu rentan menjadi depresi? Bisa jadi. Khususnya mungkin untuk ibu-ibu eks pekerja, seperti saya. Tapi ini hanya terjadi di tahun-tahun awal atau tahun adaptasi. Gap yang terasa adalah tidak menghasilkan uang sendiri. Biasanya di tanggal gajian bisa menjadi 'sosialita' beli untuk anak ini itu, setelah tidak bekerja mau tidak mau diperhitungkan lagi kebutuhannya.Biasanya beli skincare pakai uang hasil gajian sendiri tanpa menyentuh uang dari suami, setelah resign harus menyisihkan dulu. Tapi ketika si Ibu tidak berhasil dengan adaptasi ini maka bisa jadi ujungnya adalah depresi dan marah-marah. Kita nggak bisa marah-marah ke suami, anak lah yang jadi sasaran.

Itu baru dari segi finansial. Dari segi pikiran, kalau saya, di bulan-bulan tertentu sibuk audit dan buat laporan audit. Seperti nggak ada waktu memikirkan hal lain kecuali kerja. Setelah resign, pikiran yang bikin pusing selain mengatur keuangan adalah "masak apa hari ini ya?" atau "menu makan hari ini apa ya?". Bu, pak, mikirin masak itu ngga sesederhana memilih menu di restoran sederhana. Si kakak nggak suka sayur, adik nggak suka pedas, ayah minta tumisan sayur, sementara kita sendiri maunya ada pedas di menu. Nah! Mix and match menu ini supaya termakan habis setiap hari itu tidak mudah. Setelah memikirkan menu, sampai pasar atau tukang sayur, eeeeeh kehabisan atau lagi nggak jualan. Oke fix, please take your brain around alias putar otak hahahahaha

Lalu pertemanan akan berkurang drastis. Dari yang di kantor dekat dengan banyak orang dari berbagai divisi dan departemen, sekarang temannya adalah anak dan suami. Di sini juga si Ibu harus pandai jaga kewarasan. Jangan anggap kehebohan anak dan rumah berantakan menjadi sumber ketidak warasan kita ya bun, Buatlah sebaliknya. Rumah belum di pel tapi anak ngajak main slime, Karena buat saya main slime lebih fun, jadi lantai yang di pel yang kelihatan kotor ajalah. Kalau suami pulang kerja lalu protes, minta maaf saja sambil membawakan ember dan pel-pelan, kita kembali main sama anak.

Setelah itu jangan lupakan me time. Sekedar makan mie dan minum kopi saat masih hangat, itu sudah bisa mempertahankan kewarasan kok. Setelah anak sekolah, nikmati jam-jam sekolah anak dengan me time, menemukan teman baru dan menjadi komite sekolah supaya pikiran kita ngga libur bekerja.

Intinya, pandai-pandai memanfaatkan waktu, misal kalau saya setrika baju sambil Netflix dan drakoran atau pas anak-anak diajak jalan-jalan keliling komplek langsung buka aplikasi karaoke, nyanyi teriak-teriak satu atau dua lagu juga udah puas banget. Kemudian kita juga bisa belajar hal baru seperti memasak, baking, menjahit, rajut dan sebagainya. Selain membuat kita kembali sibuk, bisa menjadi penghasilan tambahan, dan bisa jadi alibi ketika ada pekerjaan rumah yang belum selesai, Yang penting Tetap sehat dan tetap waras ya bun! Ingat, ibu happy, anak pun happy.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun