Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Amis Perang

5 Agustus 2016   11:45 Diperbarui: 5 Agustus 2016   16:04 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku mencarimu,
pada sepi rumah bambu: satu-satunya tersisa dari tiada perang
dan masa depan yang kini remuk,

Di rumah itu,
kala senja memerah cakrawala,
burung gereja menggairahkan siluetnya,
kau setia menyulam rindu di baju hangatku,
menjahit doa pada lelah cangkul kerjaku
sedang aku melesap kasih dalam cangkir susumu,
mencium janji di kening tulus kesetianmu, dahulu.
Sebelum nurani bunuh diri di kepala presiden
dan negara hidup tanpa hati di dadanya.

Bersama jerit sepinya,
tersisa aku, tersedu-sedu mencarimu:
rinduku yang hancur
di amis biadab perang!

[2016]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun