Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Story Collector

Mō zhe shítou guò hé - Deng Xiaoping | Ordinary Stories, Structural Echoes

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Berita

11 Maret 2017   14:27 Diperbarui: 11 Maret 2017   14:32 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang Anda Pikirkan?
Vony:
Aku kok baru sadar ya? Sumpah, gak nyangka…

Komentar
Melinda
Aku juga, kok bisa selama ini gak pernah merasa ada yang aneh. Dih.
Mika
Segitunya…gak tanggung-tanggung! Sekalinya….
Dewi
Punya ilmu apa dia itu…
Adele
Eh..tapi, kita bahagia bukan?

***
Kronologi I
“Von, kamu mau menunggu sampai kapan?”
“Aku harus menunggu Kakak.”
“Pernikahan memudahkan rejeki, bukan membuat kau dalam antrian. Kau tak percaya?”
“Kasih aku waktu, seminggu. Oke?”
“Kelamaan.”
“Iya deh.”

Kronologi II
“Meli, terakhir kali saya meminta.”
“Ayahku..”
“Semua diserahkan kepadamu. Ayolah, sudah tidak ada masalah.”
“Honeymoon ke Paris ya?”

Kronologi III
“Kamu serius, sudah yakin?”
“Siapa sih yang gak mau, Wi?
“Beneran sudah sip?”
“Ya Tuhaaan…”
“Iya, aku mau.”

Kronologi IV
“Aku yang nyiapin konsep acaranya ya.”
“Oke. Jangan terlihat gak serius, Mika.”
“Siap Sayang.”

Kronologi V
“Terus?”
“Ya tinggal ngatur waktunya Del.”
“Ya sudah, bicarain sama Ayah.”
“Udah kok.”
“Ya sudah. Kapan maumu?”

***
Terpopuler
Pengusaha Muda Ini Menikahi 5 Perempuan Sekaligus

Bagaimana caranya?
“Anda hanya harus memastikan mereka bersedia. Semua mencintaimu. Hanya itu. Mereka harus saling tahu, terikat dalam hubungan emosi yang kental. Berjalan bersama waktu, kedewasaan tumbuh dalam pertentangan. Kematangan tumbuh bersama benturan. Ciptakan propaganda kebahagiaan bersama dalam bawah sadarnya, semua akan terlewati dengan sendirinya. Alamiah.”

Bisakah?
“Bisa! Oh ya, Anda harus mengerti persis, mereka butuh pasangan yang kuat, teman terpercaya dalam membuat keputusan untuk kebaikan semua. Mereka bukan ketakutan menjadi dirinya. Kadang-kadang hanya terlalu sibuk dengan membandingkan cerita orang lain tentang macam-macam yang sempurna. Jiwa mereka ganjil, aku menggenapi. Ini off the record, ya.”

Tidakkah karena semua anak tunggal, memiliki masing-masing perusahaan, warisan dari satu ayah hanya berbeda ibu?
“Apakah itu penting? Apa aku terlihat pemburu warisan? Sudah baca Forbes terbaru?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun