Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"De Dirigent", Perempuan Versus Lelakisme Musik Borjuasi

16 November 2019   12:02 Diperbarui: 16 November 2019   22:19 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
De Dirigent/ The Conductor (2018) | theconductorthemovie.com

Tapi, sudahlah. Saya tidak sedang mengajukan daftar alasan untuk memilih yang mana yang benar. Atau, membela klaim bahwa dramatisasi masa kecil Antonia oleh Peters memang dibutuhkan sebagai latar belakang yang menunjukan betapa kerasnya daya juang anak perempuan yang ingin mewujudkan mimpi besar; mimpi yang melawan nilai-nilai dominan. 

Dan, barangkali, sebagai versi biopic, ini sah-sah saja dilakukan. 

Saya tidak sampai ke sana. Gak mampu. Jauh dari level akutu, Mbang!

Yang jelas, dalam versi film berdurasi 137 menit, potret keluarga miskin dengan ibu jutek serta hidup sehari-hari Antonia Brico yang harus bekerja dan saat bersamaan menyediakan jalan meraih mimpinya adalah latar belakang yang sangat kuat. 

Apalagi Christanne de Bruijn--wahai Annelies Mellema dan jejak-jejak persilangan kecantikan Hollandia!-- begitu utuh melakoni karakter Brico muda. 

Nona Brico yang selalu antusias, bekerja keras, berani mengambil risiko dan menolak remuk oleh masa kecil yang malang. Termasuk menghadapi LELAKI-ISME yang hanya bisa mengolok-olok mimpinya menjadi dirigen alis konduktor. 

Bagaimana mungkin seorang perempuan memimpin laki-laki dalam satu orkestra adalah imajinasi yang kosong. Seperti membayangkan Indonesia terbebas dari kontrol oligarkI-maksud ngana?!

Christanne de Bruijn menampilkan pergulatan hidup ini dengan maksimal. 

Musik Borjuasi vs Pentas Kafe Jelata: Pelahiran Manusia Politik?
Sementara itu, dalam konteks "Kultur Borjuasi vs Kultur Jelata" yang menentukan standar dari selera bermusik, khususnya pada pentas orkestrasi, De Dirigent termasuk berhasil menciptakan atmosfir sosiologisnya. 

Misalnya dengan menampilkan tingkah polah keluarga kaya dihadapan pentas orkestra, yang dingin dan tertib versus kehidupan di kafe kecil yang penuh asap rokok dan musik-musik jenaka yang energik.

Dua semesta manusia yang bersaing untuk terus eksis dimana Antonia Brico bergerak bolak-balik di dalamnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun