Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengapa Lara Bekerja?

3 April 2019   21:12 Diperbarui: 3 April 2019   21:34 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: J&J Innovation Center - Johnson & Johnson Innovation

kau justru harus kecewa, berkali-kali bahkan
tapi selalu karena seseorang, di antara yang lekas terlupakan,
ingatanmu kekal sebagai kemarahan nan dangkal
dari kesepian yang tunggal

dan di masa tak tentu, cuma meyakini-setidaknya
demi pikiranmu yang bergulung-gulung dan rusuh-
tidak ada lagi boleh berseteru, bersatu
kecuali semata-mata duka kepada semua (tentang kita)!

adapun kenangan yang memelihara,
kelak hanya layak celaka,
demikian doa-doamu yang fana
tebal mengakar di sana ia berjelaga

wahai jiwa yang dahulu penuh wangi asmara
secepat apa tulus berubah serapah?
seketika benci tumbuh menggunting kepala

sepejal hati menolak menampung maaf

wahai jiwa jatuh yang digerogoti entah
mengapa pula cinta menjadi segala,
sedang masa berjalan dari tanda tanya?
kau lupa mempelajari jawabnya

kau memang bakal berdarah,
tak penting beberapa kali juga
tak jelas beberapa kali lama,
sebab patah bagi kesetiaan yang terluka

adalah kerlap-kerlip kota
dengan perempuan-perempuan tabah
di hadapan sejarah khianat penguasa
dan mimpi anak-anak yang harus bergembira

= niscaya berulang, jangan menghancurkan...

[Sungai Petai, 2019]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun