Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Deadpool Ingin Terlahir Filsuf

27 November 2017   06:35 Diperbarui: 27 November 2017   20:24 1118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Deadpool bilang kepadaku bahwa dia tak benar-benar memahami apa itu bahagia. 

Benar bahwa ia telah hidup dengan ilmu anti-kematian. Tubuhnya bisa terluka sekaligus menyembuhkan dirinya sendiri. Tubuh tanpa kemungkinan sekarat. Tapi apa yang luar biasa dari ilmu seperti itu? Seorang Ronin zaman Tokugawa pernah hidup dengan tubuh seperti itu dengan bantuan cacing langka dari nenek misterius di Blade of the Immortal. Di negerimu, terangnya, Nusantara masa lalu,  ilmu itu sudah dikenal dengan nama Rawarontek atau ajian Pancasona, bukan?

"Aku hanyalah buah sisi yang eror. keberuntungan dari malpraktik sains. Itu saja yang membedakan sebab kejadiannya."

Aku pikir Deadpool tidak tepat atau kurang teliti melihat sebab kejadian yang lain. "Setahuku dari membaca riwayatmu Wade, ada yang lebih besar dari kecelakaan sains?" 

"Maksudmu, karena cinta? Karena cinta Vanessa, perempuan dengan masa lalu kemalangan-kemalangan nyaris sepertiku?"

"Tentu saja!" Dongok, lu! batinku.

"Hidup seperti itu memang romantis, kawan. Menemukan orang yang boleh bertukar kegetiran dan menjadikannya sebagai jalan menemukan kebahagiaan bersama. Masa lalu yang penuh luka dan sakit menjadi trauma sekaligus daya hidup yang harus diatasi. Ini akan membuatmu memiliki energi hidup seperti tak ada habis. Tapi, apakah itu kebahagiaan?"

Sebenarnya masalahmu apa, Deadpool?

Deadpool memang sering bertindak dengan naluri. Seringkali nekad. Demi mempertahankan hal-hal berharga dalam hidupnya. Dia pernah divonis mengidap kanker yang jahat. Hidupnya dalam hitungan jari. Persis ketika Vanessa hadir dan Ajax berusaha mengambil itu semua. Ajax ingin menjadikannya contoh eksperimen sains. Sebagai mantan pasukan khusus, eksperimen itu bukan saja membuat tubuhnya tak kenal mati. Tetapi juga sakti mandraguna. Walau wajahnya harus seperti ubur-ubur yang menjijikan.

Deadpool adalah contoh dari kematian bukanlah satu-satunya yang pasti. Albert Camus salah soal ini.

"Kawan, aku lelah dengan kekerasan. Atau memenangkan hidup dari siklus kekerasan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun