Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Percakapan dari Pinggiran, Sebuah Cerita

12 Oktober 2017   09:42 Diperbarui: 12 Oktober 2017   15:03 1986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin hari, saya berada dalam perjalanan yang pada mulanya "hanya ingin cepat sampai".

Perjalanan itu menempuh sekitar 136,8 Km atau menghabiskan waktu kurang lebih 2 jam 35 menit. Perjalanan darat yang melewati wilayah perbukitan, beberapa bagian jalan bergelombang, rumah-rumah kayu, tanah merah, danau rawa, pepohonan sawit dan hutan dengan tutupan yang bertahan di antara pemukiman warga desa dan keramaian kecil. 

Perjalanan dari Kasongan ke Sampit, Kalimantan Tengah.

Mobil pertama yang mengangkut saya hanya diisi sang supir dan seorang muda, mungkin jelang 40-an, bergaya ala turis, topi berlidah pendek, kacamata hitan disangkutkan di atasnya, celana pendek, kaus kaki dan sepatu. Supirnya, mungkin menjelang 60an, menggunakan gamis, kopiah putih dengan janggut yang kalah tebal dan hitam dari janggut saya yang sedang berkibar-kibar mudanya. 

Musik berbahasa Batak menyambut saya yang duduk di bagian tengah. Selanjutnya adalah percakapan-percakapan yang berurusan dengan perkenalan, Anda dari mana, mau kemana, bekerja dimana? Kemudian saya tertidur.

Tidak terlalu jelas berapa lama waktu habis untuk tidur, si supir berhenti di pinggir jalan. Debu berterbangan sebentar. Saya menengok ke luar, dari arah jendela sebelah kanan. Di seberang sana, ada serombongan orang sedang duduk. Salah satunya, laki-laki dan muda usia, matanya agak merah. Saya kira baru saja menangis. 


"Ada penumpang."

Lalu si supir yang tampak alim ini keluar, membuka bagasi belakang, memasukkan beberapa barang yang membuat penuh. Sepasang suami istri masuk dan duduk di sebelah kanan saya. Saya meluruskan duduk. 

Saya hanya ingin cepat sampai. Wahai tubuh, tertidurlah lagi, please. Mobil kecil ini melaju kembali. 

"Anda mau kemana?"

Seorang muda bergaya turis itu bertanya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun