Mohon tunggu...
Tuti Anggraeni
Tuti Anggraeni Mohon Tunggu... -

tak ada yg istimewa ttgku\r\n\r\nsy byk membaca terutama yang berlabel puisi isinya bikin pusing sbb byk puisi yg isinya berita/cerita\r\nsy jd sangsi jgn2 puisi sy isinya jg "berita'.\r\nmnrt antum puisi sy begitukah? mohon masukannya,sy menerima kritik dgn senang hati\r\nterima ksh

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cerpen Legenda Ratu Pantai

1 Agustus 2010   02:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:24 2347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Ndak ada apa apa.” Jawabku singkat

“Kulihat kau pucat sekali,kau sakit?” Katanya lagi

“Aku tak apa apa.aku lupa belum sisir rambutku bang,makanya aku masuk lagi” Kataku sambil tertawa mencoba menyembunyikan.

Siang hari kami kembali ke Jakarta dibenakku. semua kejadian di pantai selatan itu benar benar membuat hatiku gundah.penuh tanda tanya ada apa gerangan di balik semua kejadian ini benar benar tak dapat ku mengerti dan pada siapa aku harus bertanya aku tak tahu.Kusimpan rahasia itu rapat rapat tak ada siapa pun yang tahu tentang kejadian itu.Kusimpan untukku sendiri tak dapat kulupakan peristiwa besar itu.Wanita cantik itu tetap terbayang selama bertahun tahun tak dapat kuhapus dari ingatanku hingga kini.Setiap lukisan lukisan dan wanita wanita yang ku temui aku bandingkan dengan wajahnya tapi tak seorang pun yang mirip.Wajah ayu khas Indonesia memancarkan keagungan tersendiri tak bisa kuungkap dengan kata kata terlalu cantik dibanding wanita wanita pada umumnya.

Tujuh tahun kemudian aku pergi ke Yogjakarta bersama suami dan anakku.Kami pergi untuk tahun baru disana dan mengunjungi pantainya setelah tahun baru.Ketika baru mencapai pantai seperti ada yang memanggilku dari arah batu karang besar.Aku tak mengindahkannya aku hanya melihat laut dan mendengar rengekan anakku meminta berenang di laut saat itulah aku melihatnya sama seperti yang kulihat di pantai selatan itu ,ratu selatan berdiri di atas kereta kencana dengan dua kuda putihnya sedang berada di laut melayang seperti berada diatas tanah datar bukan di laut aku terpana tak terdengar lagi rengekan anakku atau suara orang orang disekitarku semua suara itu menghilang bahkan kali ini bersama dengan wujudnya.Aku merasa hanya berdua dengan ratu nun jauh di tengah laut sambil tersenyum ramah padaku dan menghilang di balik bukit karang besar di pantai itu.Suara itu tetap memanggilku seakan memintaku untuk menuju karang besar itu,tak terasa kakiku sudah melangkah jauh meninggalkan suami dan anakku di belakang sana. Didepan karang besar itu aku berdiri terpaku lalu menyadari apa yang telah terjadi .Kutengok di ke bawah dimana ku lihat anakku berdiri tadi tak ada suamiku pun tak ada disampingku,aku melihat kesana kemari untuk mencari mereka ternyata mereka berada jauh dari tempatku berdiri.Sedangkan suara itu masih tetap terdengar memanggilku.Aku meninggalkan karang besar itu dan kembali ke tempat semula seperti tak ada apa apa.Suamiku memperhatikan aku lalu bertanya

“Ada apa mah?” kata suamiku

“Tidak ada apa apa.Cuma mau lihat batu karang itu.” Jawabku enggan untuk bercerita.

Mataku masih tetap tertuju pada batu karang besar di hadapanku.Saat ku lihat puncaknya kulihat sang ratu berdiri anggun di sana dengan tersenyum diatas kereta kencananya.Aku terkesima pikiranku melayang jauh beberapa waktu silam teringat senyumnya yang ramah.Sayang tak lama aku melihatnya ia turun seakan terbang dengan kereta kencananya aku memandang takjub laut atau udara seperti tanah datar baginya dan kembali ke laut sambil memandangku dan berkata sampai lain waktu.Aku hanya tersenyum seperti tersenyum pada laut dalam hati aku bertanya inikah yang ia bilang akan bertemu lagi? Tak bisa kupercaya kejadian ini.Sampai jumpa berarti akan bertemu lagi, kapan lagi akan bertemu dan dimana aku benar benar bingung dibuatnya.Hingga aku pulang ke Jakarta pikiran itu masih melekat erat di otakku hingga bertahun tahun lamanya.

Kini aku sadari ratu hanyalah alam gaib yang kebetulan menampakkan wujudnya padaku.Aku berdoa pada Allah semoga aku bisa hidup di alamku sendiri tanpa ada hal hal gaib yang membuatku bingung atau membuatku menjadi syirik karenanya.Kini kuanggap semua itu adalah godaan untuk imanku apalah jadinya jika aku mempercayai ucapannya bukankah aku sudah menduakan Allah?Menjagaku dari apa?Biarlah Allah yang menjaga diriku.Allah yang telah menghidupkan dan kelak mematikan aku nanti.Memberiku pelajaran tentang alam gaib yang kelak akan kuwariskan pada anak cucuku untuk pembelajaran keimanan mereka nanti.
subhanallohii adzim la illa haillaah laa haula wala kuata illa billah inna lillahi wa inna lillahi rojiun....
***7-3-10***
sebagian dari kisah ini adalah nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun