Mohon tunggu...
Tuti Anggraeni
Tuti Anggraeni Mohon Tunggu... -

tak ada yg istimewa ttgku\r\n\r\nsy byk membaca terutama yang berlabel puisi isinya bikin pusing sbb byk puisi yg isinya berita/cerita\r\nsy jd sangsi jgn2 puisi sy isinya jg "berita'.\r\nmnrt antum puisi sy begitukah? mohon masukannya,sy menerima kritik dgn senang hati\r\nterima ksh

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cerpen Legenda Ratu Pantai

1 Agustus 2010   02:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:24 2347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Ah kau nih mengada ada mana mungkinlah ada asap aku tak merokok,aku sedang tidur.”Kataku berharap mereka tidak mencoba menakut nakuti.

“Terserah kaulah,lagi pun mana kutahu kau sedang pulas begitu,disini gelap.” Kata seto

“Gemana dengan asap itu asap apa yah?” Kata Siti bertanya tanpa ada yang menjawab.

Akhirnya malam itu kami tak tidur tapi membahas tentang masalah itu aku yang tak tahu apa apa hanya mendengarkan saja.Setelah pembahasan setelesai barulah ku ketahui salah seorang temanku melihat ada asap di kamar dari pintu di dalam kamar keadaan gelap menjadikan asap itu sangat terlihat putih.Ketika mereka masuk mereka melihat mataku terbuka diam tak bergerak mereka pikir aku seperti kerasukan,aku tertawa lebar mendengar kecemasan mereka.Walau pun begitu dalam hati mencerna kata kata mereka dan berpikir tentang suara hinggar binggar di luar yang hilang tadi.Mungkinkah semua itu berhubungan? Pikirku bertanya tanya sendiri.Namun aku enggan mengatakan tentang suara yang hilang itu,takut menambah kecemasan mereka.

Menjelang subuh kami bubar untuk tidur.Malam yang aneh pikirku sambil menarik selimut kemudian tertidur.tanpa mengatakan apa apa pada teman sekamarku.yang kulihat sedang menggapai korannya.

Aku terbangun ketika matahari sudah agak tinggi ku lihat Siti masih tertidur pulas dan Seto sedang membaca Koran di teras.Aku menyapanya.

“Alamak macam orang kaya saja kau ini,pagi pagi baca koran segala.”Sapaku menggodanya

“Yah harus beginilah agar nanti kaya tak kaget lagi.” Guraunya.

Aku tersenyum menanggapi sambil menatap laut yang terlihat biru.Seumur hidup baru kali inilah aku memandang laut ketika habis bangun tidur,laut selatan benakku berkata lalu teringat kejadian semalam.Sambil berjalan masuk ke dalam aku melihat temanku Siti sedang duduk di tempat tidurnya aku tersenyum padanya sambil menuju ke kamar mandi.

Keluar dari kamar mandi aku melihat sekeliling kamar terlihat kosong seperti tak pernah di huni pikirku sambil mengelap rambutku yang basah.tanpa berpikiran apa apa aku berjalan menyeberangi tempat tidur menuju cermin.Cermin hanya tiggal beberapa langkah di hadapanku,langkahku terhenti kulihat ada asap putih mengepul di hadapanku.Aku berdiri terpaku tak tahu apa yang akan ku lakukan hanya berdiri menghadapinya dengan penuh tanda tanya.Asap semakin tebal dan membumbung tinggi hingga melebihi kepalaku.Kemudian berubah menjadi wanita cantik memakai kemben hijau terang tersenyum padaku.Kutatap lekat lekat wanita cantik ini dari atas kebawah takjub dengan kecantikannya dengan hati penuh tanda tanya.Kulihat ia putih bersih memakai kain batik motif Jawa dan kemben berwarna hijau terang dari beludru dan perhiasan berkilau di kepala dan lengannya yang dipakainya.Aku hanya terpikir wanita ini adalah orang kaya tapi kenapa berpakaian seperti orang zaman dulu.

“Dari mana kamu datang?” kataku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun