Mohon tunggu...
Tupari
Tupari Mohon Tunggu... Guru di SMA Negeri 2 Bandar Lampung

Saya adalah pendidik dan penulis yang percaya bahwa kata-kata memiliki daya ubah. Dengan pengalaman lebih dari 21 tahun di dunia pendidikan, saya berusaha merangkai nilai-nilai moral, spiritual, dan sosial ke dalam pembelajaran yang membumi. Menulis bagi saya bukan sekadar ekspresi, tapi juga aksi. Saya senang mengulas topik tentang kepemimpinan, tantangan dunia pendidikan, sosiologi, serta praktik hidup moderat yang terangkum dalam website pribadi: https://tupari.id/. Kompasiana saya jadikan ruang untuk berbagi suara, cerita, dan gagasan yang mungkin sederhana, namun bisa menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kedutan di Alis, Pertanda Alam atau Tubuh yang Berbicara?

15 Oktober 2025   12:37 Diperbarui: 15 Oktober 2025   12:37 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setiap getaran kecil mungkin hanyalah sinyal tubuh… atau mungkin pesan lembut dari alam yang ingin kita dengarkan. (Dok.Pribadi/generated AI) 

2. Kelelahan mata.

Terlalu lama menatap layar komputer atau ponsel bisa memicu kedutan di sekitar mata dan alis.

3. Kekurangan magnesium.

Tubuh membutuhkan magnesium untuk menjaga kestabilan saraf dan otot. Kekurangannya dapat memicu kedutan ringan di beberapa bagian tubuh.

4. Konsumsi kafein berlebihan.

Terlalu banyak kopi atau minuman energi bisa menstimulasi saraf berlebihan dan memunculkan kedutan.

5. Faktor emosional.

Rasa cemas, tegang, atau terlalu bersemangat juga bisa menjadi pemicu reaksi otot kecil di wajah.

Dalam banyak kasus, kedutan hanyalah cara tubuh memberi sinyal lembut:
Sudah saatnya istirahat sejenak.”

Antara Keyakinan dan Kearifan: Bahasa Alam yang Tak Lekang Waktu

Namun, di masyarakat kita terutama dalam budaya Jawa, kedutan bukan sekadar hal fisik.  Ia sering dimaknai sebagai pertanda, pesan, atau bahkan "bahasa alam" yang membawa makna tersirat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun