Mohon tunggu...
Tupari
Tupari Mohon Tunggu... Guru di SMA Negeri 2 Bandar Lampung

Saya adalah pendidik dan penulis yang percaya bahwa kata-kata memiliki daya ubah. Dengan pengalaman lebih dari 21 tahun di dunia pendidikan, saya berusaha merangkai nilai-nilai moral, spiritual, dan sosial ke dalam pembelajaran yang membumi. Menulis bagi saya bukan sekadar ekspresi, tapi juga aksi. Saya senang mengulas topik tentang kepemimpinan, tantangan dunia pendidikan, sosiologi, serta praktik hidup moderat yang terangkum dalam website pribadi: https://tupari.id/. Kompasiana saya jadikan ruang untuk berbagi suara, cerita, dan gagasan yang mungkin sederhana, namun bisa menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Sekolah Jadi Zona Proyek, Bagaimana Menjaga Keselamatan Siswa?

11 Oktober 2025   04:52 Diperbarui: 10 Oktober 2025   16:59 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Risiko Benar-Benar Terjadi

Bahaya proyek di sekolah bukanlah sekadar kemungkinan. Beberapa kasus nyata membuktikan bahwa kecerobohan dalam mengelola renovasi dapat berakibat fatal.

Pada awal tahun ini, gedung SMKN 1 Cileungsi, Bogor, ambruk dan melukai 26 siswa. Peristiwa itu terjadi saat jam pelajaran berlangsung. Genteng dan rangka bangunan yang tidak kuat menimpa siswa yang sedang belajar. 

Puluhan anak mengalami luka ringan hingga cukup parah, dan suasana sekolah yang seharusnya aman berubah menjadi kepanikan besar.

Kasus lain terjadi di SMAN 10 Bogor, di mana atap sekolah yang sedang direnovasi runtuh. Kali ini korbannya adalah tiga pekerja proyek yang tertimpa reruntuhan. 

Meski tidak menimpa siswa secara langsung, peristiwa ini tetap menunjukkan betapa tingginya risiko renovasi di lingkungan sekolah jika tidak dikelola dengan baik. Bayangkan bila saat itu siswa masih beraktivitas di dekat lokasi proyek - dampaknya bisa jauh lebih besar.

Dua kasus tersebut menjadi pengingat penting: renovasi bangunan sekolah bukan hanya soal memperbaiki fisik, melainkan juga bagaimana manajemen keselamatan diterapkan secara disiplin. Baik siswa, guru, maupun pekerja harus sama-sama dilindungi dari risiko yang sebenarnya bisa diantisipasi.

Siapa yang Bertanggung Jawab?

Pertanyaan penting yang sering terlupakan adalah: siapa yang bertanggung jawab menjaga keselamatan siswa selama proses rehab berlangsung? Apakah sepenuhnya tanggung jawab pihak sekolah? Atau kontraktor yang mengerjakan proyek?

Idealnya, keduanya memiliki andil. Kontraktor wajib memasang tanda peringatan, membatasi area kerja, dan memastikan material tertata aman. Sementara pihak sekolah perlu menata ulang ruang belajar, memberi pengawasan ekstra, dan mengedukasi siswa agar tidak bermain di area proyek.

Namun dalam praktiknya, pengawasan kerap longgar. Di sinilah peran guru, orang tua, dan bahkan siswa sendiri menjadi penting untuk saling mengingatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun