Mohon tunggu...
Tupari
Tupari Mohon Tunggu... Guru di SMA Negeri 2 Bandar Lampung

Saya adalah pendidik dan penulis yang percaya bahwa kata-kata memiliki daya ubah. Dengan pengalaman lebih dari 21 tahun di dunia pendidikan, saya berusaha merangkai nilai-nilai moral, spiritual, dan sosial ke dalam pembelajaran yang membumi. Menulis bagi saya bukan sekadar ekspresi, tapi juga aksi. Saya senang mengulas topik tentang kepemimpinan, tantangan dunia pendidikan, sosiologi, serta praktik hidup moderat yang terangkum dalam website pribadi: https://tupari.id/. Kompasiana saya jadikan ruang untuk berbagi suara, cerita, dan gagasan yang mungkin sederhana, namun bisa menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Darurat Baca Pejabat: Belajar Kepemimpinan dari Buku Pemimpin adalah Pemimpi

9 Oktober 2025   14:40 Diperbarui: 9 Oktober 2025   14:40 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari rak buku ke ruang kebijakan: mimpi jadi nyata bila pemimpin mau belajar. (Sumber: Dok. Pribadi/Tupari) 

Ada pemimpin yang gagal karena arogansi (merasa paling benar), habitual distrust (selalu curiga), atau excessive caution (takut mengambil keputusan). Ada pula yang terjebak dalam perfectionism dan eagerness to please, yang ironisnya justru melemahkan.

Jika melihat daftar ini, saya merasa seperti sedang bercermin pada fenomena kepemimpinan kita hari ini. Betapa sering publik menemukan gejala-gejala serupa dalam perilaku pejabat.

PRO: Prinsip Pemimpin Profesional

Buku ini mengusulkan prinsip PRO sebagai ciri pemimpin sejati:

  • Persistence: pantang menyerah, konsisten, fokus pada tujuan.
  • Rewarding: memberi penghargaan, mendorong tim, membangun motivasi.
  • Organizing: kreatif dan inovatif dalam mengatur strategi agar rencana bisa diwujudkan.

Tiga hal sederhana ini ternyata sangat fundamental. Bagi saya pribadi, poin organizing sangat menohok. Betapa sering kita punya ide bagus, tapi gagal mengeksekusinya karena tidak terorganisasi dengan baik.  Tanpa PRO, kepemimpinan akan mudah goyah dan kehilangan arah.

Organizing menohok: ide bagus tak berarti jika gagal dieksekusi. (Sumber: Dok. Pribadi/Tupari) 
Organizing menohok: ide bagus tak berarti jika gagal dieksekusi. (Sumber: Dok. Pribadi/Tupari) 

Relevansi di Masa Kini

Ada kutipan Darwin dalam buku ini yang terasa kontekstual:

“It is not the strongest nor the most intelligent that survives, but the one that is most adaptable to change.”

Pesan itu menegaskan bahwa pemimpin sejati bukanlah yang paling kuat atau paling pintar, melainkan yang mampu beradaptasi. Di tengah perubahan cepat akibat digitalisasi, ketidakpastian global, dan krisis multidimensi, kemampuan adaptasi inilah yang justru jarang terlihat dari para pejabat kita.

Krisis multidimensi butuh pemimpin adaptif, bukan sekadar pintar gaya. (Sumber: Dok. Pribadi/Tupari) 
Krisis multidimensi butuh pemimpin adaptif, bukan sekadar pintar gaya. (Sumber: Dok. Pribadi/Tupari) 

Membaca sebagai Cermin Diri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun