Seperti halnya sabo dam di lereng gunung berapi yang berfungsi menahan aliran lahar, repong damar memiliki peran penting sebagai "penahan alami" dalam ekosistem pesisir.
- Mencegah erosi dan longsor. Akar damar dan tanaman pendamping mengikat tanah pada lereng yang rawan hujan deras.
- Mengatur tata air. Lahan yang tertutup vegetasi menyerap hujan, menambah cadangan air tanah, dan menstabilkan debit sungai.
- Menjaga keanekaragaman hayati. Repong menjadi habitat bagi berbagai burung, mamalia kecil, dan tumbuhan lokal.
- Menyerap karbon. Sebagai kawasan berhutan, repong berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim.
Dengan fungsi-fungsi ini, repong bekerja layaknya sistem pengendali alamiah - mirip peran sabo yang menahan lahar, tetapi dalam konteks pesisir dan lanskap agroforestri.
Fungsi Ekonomi dan Sosial
Selain menjaga alam, repong damar juga menjadi sumber ekonomi utama bagi masyarakat Krui. Hasil utamanya adalah getah damar yang disadap secara berkala. Kementerian Perdagangan RI mencatat bahwa getah damar, terutama jenis damar mata kucing, telah lama diekspor ke India, Tiongkok, hingga Amerika Serikat.
Tak hanya damar, masyarakat juga memetik hasil dari tanaman buah seperti durian dan petai. Pada musim panen durian, Krui menjadi ramai dengan perdagangan buah yang bahkan menarik wisatawan.
Dari sisi sosial, repong damar adalah identitas masyarakat Pesisir Barat: simbol kearifan lokal, solidaritas keluarga, dan hubungan manusia dengan alam.
Jadi, repong damar juga menyokong kehidupan masyarakat:
- Getah damar disadap tanpa menebang pohon, memberi pendapatan berkelanjutan.
- Buah-buahan lokal seperti durian, petai, dan tanaman obat tumbuh di sela pohon.
- Ekowisata memberi peluang usaha baru, terutama bagi generasi muda.
- Identitas sosial: repong adalah simbol kebersamaan dan kearifan lokal masyarakat Krui.
Tantangan yang Mengintai
Meski tangguh, Repong damar menghadapi sejumlah ancaman:
- Alih fungsi lahan. Perluasan kebun sawit dan aktivitas pertambangan berpotensi menggerus kawasan repong.
- Regenerasi sosial. Banyak generasi muda memilih merantau sehingga minat meneruskan tradisi menurun.
- Fluktuasi harga. Fluktuasi harga getah di pasar membuat pendapatan petani tidak stabil.
- Kebijakan dan perlindungan terbatas. Meski mendapat perhatian, dukungan kebijakan dan insentif perlindungan belum sepenuhnya memadai.
Tanpa intervensi yang tepat - dari kebijakan fiskal, penguatan hak adat, sampai insentif ekonomi - repong bisa menyusut signifikan dalam beberapa dekade.