Menggagas Perubahan
Apakah solusinya memberi gaji untuk ibu rumah tangga? Perdebatan ini panjang dan kompleks. Namun ada langkah nyata yang bisa diambil.
Pertama, Redistribusi Peran. Kerja domestik bukan hanya kerja perempuan. Suami dan anak harus terlibat sebagai tanggung jawab, bukan sekadar "membantu".
Kedua, Edukasi Sejak Dini. Anak laki-laki harus belajar mencuci piring, menyapu, atau memasak. Pendidikan ini penting untuk memutus rantai bias gender.
Ketiga, Apresiasi Kecil. Kata-kata sederhana seperti "terima kasih" atau sikap menghargai sudah bisa menurunkan beban psikologis.
Keempat, Dorongan Kebijakan Publik. Pemerintah bisa memperpanjang cuti ayah, memperluas fasilitas daycare, atau memasukkan nilai kerja domestik ke statistik resmi. Ini bukan hanya soal keadilan, tapi juga strategi pembangunan nasional.
Penutup
Jika kita sepakat bahwa magang tanpa gaji adalah eksploitasi, mengapa kita membiarkan jutaan perempuan menjalani magang abadi di rumah mereka sendiri?
Pekerjaan rumah tangga bukan sekadar urusan sapu, piring, atau setrika. Ia adalah kerja fundamental yang menopang kehidupan sosial, mendidik generasi, dan menjaga ekonomi tetap berjalan.
Mungkin kita belum bisa menggaji setiap ibu rumah tangga. Tapi kita bisa mulai dari hal sederhana: mengakui bahwa pekerjaan ini adalah kerja sungguhan. Karena kerja yang tak terlihat inilah yang sesungguhnya menjaga peradaban tetap hidup.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI