Psikologi Pajak Digital: Mengapa Wajib Pajak Takut Klik Submit?
Jujur saja, ketika membaca email resmi dari Direktorat Jenderal Pajak tentang aktivasi akun Coretax DJP dan sertifikat digital, saya sempat ragu-ragu. Bukan karena enggan patuh pajak, bukan juga karena malas mengikuti aturan.
Ada rasa takut yang entah mengapa muncul: takut salah klik, takut salah prosedur, takut justru memunculkan masalah baru. Bahkan email ini saya diamkan untuk beberapa lama sembari mempelajari bagaimana cara mengaktivasinya.
Perasaan ini mungkin juga Anda rasakan. Meski niatnya patuh, kita sering dicekam rasa was-was menghadapi sistem pajak digital yang terus berubah. Fenomena ini menarik: di era digital yang serba cepat dan paperless, ketakutan administratif justru menjadi hambatan psikologis tersendiri.
Fenomena ini melahirkan 'budaya takut submit', sebuah kondisi psikologis di mana wajib pajak cenderung menunda atau menghindari proses kepatuhan karena merasa tidak percaya diri dan takut berhadapan dengan birokrasi. Padahal, ketakutan ini seringkali bersumber dari minimnya pemahaman dan pengalaman negatif kolektif di masa lalu.
Jika ditinjau dari perspektif psikologi, ini mencerminkan adanya trauma birokrasi dan ketidakpastian hukum yang menyebabkan stres kognitif dan penghindaran aktif.
Fenomena “Takut Salah Klik”
Fenomena “takut submit” sudah lama menjadi bagian dari budaya birokrasi kita. Banyak orang takut mengajukan berkas atau dokumen karena khawatir ditolak, diminta revisi, atau berurusan dengan birokrasi yang rumit. Budaya ini seolah diwariskan turun-temurun: lebih aman menunda daripada berani mencoba.
Fenomena ini bukan hanya terjadi pada urusan birokrasi lain, tapi juga terasa ketika berhadapan dengan sistem baru seperti Coretax DJP. Ketika menerima email aktivasi, banyak yang bingung dengan istilah teknis atau khawatir salah langkah.
Padahal, aktivasi ini bukan hal yang menakutkan-justru inilah kunci akses ke seluruh layanan pajak digital. Tanpa aktivasi, semua kemudahan yang dijanjikan sistem digital tidak bisa dirasakan.