Mohon tunggu...
Tupari
Tupari Mohon Tunggu... Guru di SMA Negeri 2 Bandar Lampung

Saya adalah pendidik dan penulis yang percaya bahwa kata-kata memiliki daya ubah. Dengan pengalaman lebih dari 21 tahun di dunia pendidikan, saya berusaha merangkai nilai-nilai moral, spiritual, dan sosial ke dalam pembelajaran yang membumi. Menulis bagi saya bukan sekadar ekspresi, tapi juga aksi. Saya senang mengulas topik tentang kepemimpinan, tantangan dunia pendidikan, sosiologi, serta praktik hidup moderat yang terangkum dalam website pribadi: https://tupari.id/. Kompasiana saya jadikan ruang untuk berbagi suara, cerita, dan gagasan yang mungkin sederhana, namun bisa menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Inilah Alasan Anak Harus Menulis Tangan: Jangan Sampai Punah di Era Digital

26 Agustus 2025   14:02 Diperbarui: 26 Agustus 2025   14:02 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang siswi sedang menulis. Menulis tangan merupakan latihan fokus, kreativitas, dan kesabaran sejak dini. (Sumber: Dok. Pribadi/Tupari) 

Hari ini, ketika mengamati tulisan anak-anak di kelas, saya mendapati beragam gaya. Ada yang miring, ada yang tegak lurus. Ada yang sambung indah, ada pula yang seadanya. Ukuran huruf pun beraneka ragam: besar, kecil, renggang, rapat. Pemandangan ini mengingatkan saya bahwa tulisan tangan bukan sekadar soal rapi atau indah. Ia adalah cermin kepribadian, latihan motorik, dan bentuk ekspresi diri.

Namun di era digital, keterampilan ini kian terancam. Anak-anak lebih luwes menggeser layar ponsel daripada menulis di buku tulis. Bahkan, ada yang lancar mengetik pesan panjang, tetapi kesulitan menuliskan paragraf dengan tangan. 

Jika tren ini berlanjut, tulisan tangan bisa benar-benar punah dari generasi mendatang. Padahal, manfaat menulis tangan jauh lebih dalam daripada sekadar menghasilkan huruf yang bisa dibaca.

Di tengah layar digital, masih ada kekuatan magis dari pena di tangan anak. (Sumber: Dok. Pribadi/Tupari) 
Di tengah layar digital, masih ada kekuatan magis dari pena di tangan anak. (Sumber: Dok. Pribadi/Tupari) 

Motorik Halus yang Tak Tergantikan

Ketika anak menulis, otot-otot jari, tangan, dan koordinasi mata bekerja bersamaan. Proses ini melatih motorik halus, yang kelak memengaruhi keterampilan lain, mulai dari menggambar, memegang alat, hingga kecepatan berpikir.

Penelitian dari University of Washington (2014) menunjukkan bahwa anak-anak yang belajar menulis tangan lebih cepat mengembangkan keterampilan membaca dan menulis dibandingkan dengan yang hanya mengetik. 

Temuan lebih baru dari University of the Basque Country (UPV/EHU), 2025, menegaskan bahwa anak usia 5-6 tahun yang belajar huruf dan kata baru dengan menulis tangan menunjukkan kemampuan pengenalan dan ingatan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan yang belajar melalui keyboard. Fungsi grafomotor terbukti sangat penting dalam perkembangan literasi awal.

Tulisan tangan yang rapi melatih motorik halus, fokus, dan disiplin anak sejak dini.  (Sumber: Dok. Pribadi/Tupari) 
Tulisan tangan yang rapi melatih motorik halus, fokus, dan disiplin anak sejak dini.  (Sumber: Dok. Pribadi/Tupari) 

Cermin Psikologis dan Emosi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun