Ekonomi 'Rojali': Apakah Mall Sebenarnya Untung atau Rugi dengan Kedatangan Mereka?Â
Bagi sebagian orang, mall adalah surga belanja. Namun, bagi sekelompok pengunjung yang dijuluki "Rojali" (Rombongan Jarang Beli), mall lebih dari sekadar tempat transaksi. Mereka datang beramai-ramai, menelusuri setiap sudut toko, dan bertanya ini-itu tanpa pernah membawa pulang satu kantong belanjaan pun.Â
Fenomena ini kerap dianggap merugikan, tetapi bagaimana jika kenyataannya justru sebaliknya? Mungkinkah para "Rojali" ini adalah pahlawan tak terduga yang diam-diam menopang ekonomi mall?
Fenomena "Rojali" (rombongan jarang beli) seringkali dipandang sebelah mata oleh banyak orang, terutama para pemilik tenant di mall. Namun, jika dilihat dari kacamata ekonomi yang lebih luas, kehadiran para "Rojali" ini justru bisa menjadi aset berharga yang tak terduga.Â
Ini bukan sekadar opini, melainkan analisis sederhana tentang bagaimana "Rojali" secara tidak langsung bisa menguntungkan pusat perbelanjaan.
Rojali: Pahlawan Tanpa Tanda Jasa?
Fenomena "Rojali" sering dicap sebagai rombongan yang hanya membuang-buang waktu. Namun, di balik anggapan tersebut, ada peran tak terduga yang mereka mainkan bagi keberlanjutan sebuah mal. Kehadiran mereka, meskipun tanpa belanja, adalah napas vital yang menjaga ekosistem pusat perbelanjaan tetap hidup. Bisa jadi, mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang sesungguhnya.
Kehadiran para "Rojali" ini menciptakan ilusi keramaian dan kesuksesan yang sangat penting bagi sebuah mal. Mereka mengisi ruang-ruang kosong, membuat mal terasa hidup dan ramai, bukan seperti gedung mati tanpa aktivitas. Keramaian semacam ini mengirimkan sinyal positif kepada calon investor dan tenant bahwa mal tersebut memiliki daya tarik kuat.Â
Dengan kata lain, mereka adalah "aset visual" yang tak ternilai, menciptakan persepsi bahwa mal itu adalah tempat tujuan yang wajib dikunjungi.
Sisi Tersembunyi Keuntungan "Rojali"