Dari ‘Seen’ ke ‘Heard’: Evolusi Silent Reader di Grup WA
Di era komunikasi digital, kita mengenal satu jenis penghuni grup WhatsApp yang khas, entah itu di grup keluarga, komunitas, kerja tim, sampai grup RT: Silent Reader - mereka yang hadir, menyimak, tapi tak pernah menyuarakan pendapat. Tidak menanggapi obrolan, tidak menjawab pertanyaan, bahkan ketika ditandai pun tetap bungkam.
Ironisnya, saat mereka membutuhkan sesuatu, mereka bisa mendadak aktif dan menyita perhatian. Seolah berkata: “Saya tidak pernah ada, kecuali kalau saya perlu.” Tapi giliran gak sesuai keinginan... langsung komplain keras. Seolah-olah grup itu hanya ada untuk memenuhi kebutuhannya, bukan ruang bersama yang butuh partisipasi.
Mereka ini seperti bayangan di grup. Statusnya terlihat online, kadang menyentuh notifikasi, tapi tak pernah benar-benar ikut bicara. Bahkan ketika dijapri, balasannya sangat singkat, nyaris dingin, seperti mengetik dengan rasa terpaksa. Tidak jarang, ketika ditanya, balasannya hanya: "OK." atau "Sip."atau "siap." dan... selesai. Datar, tanpa empati dan tanpa antusiasme.
Dalam dinamika komunitas digital seperti grup WA keluarga, kerja, RT, panitia, alumni, atau komunitas sosial, keberadaan silent reader yang seperti ini sebenarnya menjadi beban sosial terselubung. Mereka:
- Tidak membantu menyelesaikan masalah grup.
- Tidak menunjukkan solidaritas digital.
- Tapi tetap menikmati hasil kerja atau keputusan grup.
Evolusi dari ‘Seen’ ke ‘Heard’
Kini WhatsApp meluncurkan fitur baru: Chat Audio Grup, di mana semua anggota bisa bergabung dalam percakapan audio secara langsung. Ini seperti walkie talkie digital. Harapannya, fitur ini menghidupkan kembali suasana grup yang kaku dan sunyi. Namun, apakah akan berhasil?
Ternyata, muncul bentuk baru dari keheningan digital: Silent Listener. Mereka tidak lagi sekadar ‘membaca’, tapi mendengarkan tanpa suara. Ikut dalam obrolan audio, tapi tetap membisu. Mikrofon mereka tetap mati dari awal hingga akhir. Tidak ada “halo”, tidak ada “iya”, tidak ada partisipasi.
Keberadaan Digital Setengah Hati