Penutup
Jadi, ketika generasi Alpha mulai menyukai tiwul, kita tidak sekadar menyaksikan mereka “mencicipi masa lalu.” Kita sedang memperkenalkan masa depan yang lebih sehat, lebih tangguh, dan lebih berpijak pada tanah sendiri.
Ketika generasi Alpha makan tiwul, kita tidak sedang bernostalgia-kita sedang menanam benih kesadaran dan juga penghargaan. Bahwa ada kearifan lokal yang layak untuk dihidupkan kembali, bukan sebagai simbol kekurangan, tapi sebagai kekayaan yang belum banyak digali.
Maka jangan biarkan tiwul sekadar menjadi cerita masa lalu. Mari hidupkan kembali-dari meja makan, ke pasar lokal, ke meja kebijakan. Setuju Nggak teman-teman? Ketik di kolom komentar ya.
Referensi
- Badan Pusat Statistik (BPS), 2023 – Produksi Ubi Kayu Nasional
- Kementerian Pertanian RI – Roadmap Pengembangan Pangan Lokal Alternatif
- Pusat Penelitian Gizi dan Makanan, 2021 – Indeks Glikemik dan Kandungan Nutrisi Umbi Lokal
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
