Pamer atau Gagal Hidup? Dilema Gen Z di Era Medsos

Bahkan, ada orang yang kalau habis makan di restoran mahal, bukan rasa makanannya yang dipikirin, tapi caption apa yang paling cocok buat Instagram.

Tekanan untuk tampil sempurna ini semakin diperparah dengan kehadiran influencer dan selebgram yang seolah hidupnya sempurna tanpa cela. 

Setiap hari mereka memamerkan hidup glamor, badan ideal, dan hubungan romantis yang bikin iri. 

Padahal, di balik kamera, bisa jadi mereka juga punya cicilan yang menumpuk atau pacarnya suka ngilang pas dimintain kejelasan. 

Tapi sayangnya, kita jarang melihat sisi itu. Yang kita lihat hanyalah versi terbaik dari hidup mereka, yang akhirnya membuat kita bertanya-tanya: "Kok hidup gue gini-gini aja?"

Fenomena ini melahirkan dua tipe manusia. 

Pertama, mereka yang berusaha keras mengikuti standar media sosial dengan berpura-pura kaya dan bahagia. 

Kedua, mereka yang lelah dengan kepalsuan ini tapi tetap merasa tertekan karena takut dianggap gagal. 

Golongan pertama adalah mereka yang rela makan mie instan tiap hari demi bisa foto di restoran mahal sekali sebulan. 

Sementara golongan kedua adalah mereka yang diam-diam menghapus Instagram karena capek melihat orang lain selalu terlihat lebih sukses.

Ironisnya, banyak dari kita yang sebenarnya sadar bahwa apa yang kita lihat di media sosial itu tidak selalu nyata.