Mohon tunggu...
Nisa Nurazizah
Nisa Nurazizah Mohon Tunggu... Lainnya - Fresh Graduate

sedang belajar menulis✨

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Kupas Isu "The End of Mass Communication?"

31 Maret 2024   07:18 Diperbarui: 31 Maret 2024   07:26 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang penasaran (Sumber: gettyimages.com)

 Namun, di era new media saat ini, internet telah mendominasi kehidupan manusia, perangkat teknologi semakin canggih, media sosial telah menjadi teman akrab, serta saluran dan konten media yang semakin beragam dengan akses yang sangat mudah. Hal ini menggeser keberadaan televisi sebagai media utama masyarakat dalam mengakses informasi dan hiburan.

Kehadiran new media mengubah cara produksi, distribusi, dan konsumsi informasi di masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, Filak (2015) menyebutkan bahwa orientasi untuk mendapatkan informasi mengalami perubahan yang cukup signifikan, khususnya setelah kemunculan perangkat mobile. 

Hal ini menyebabkan penurunan konsumsi berita melalui media massa tradisional seperti televisi dan radio. Masyarakat mulai beralih ke perangkat mobile untuk mendapatkan informasi dan hiburan yang bisa diakses dari pagi hingga malam hari, baik di rumah maupun saat berkegiatan di luar rumah. New media memungkinkan penggunanya mengakses informasi dan berinteraksi dengan format multimedia kapan pun dan di mana pun.

Kemudian kasus kedua, berdasarkan berita online Inews.id berjudul "Remaja Bunuh Anak 5 Tahun di Sawah Besar karena Terinspirasi Film" yang ditulis oleh Okto Rizki Alpino pada 6 Maret 2020. Berita ini sempat viral menggemparkan publik dan menjadi bahan perbincangan hangat dalam waktu yang cukup lama. Berita ini mengungkap kasus pembunuhan yang dilakukan oleh seorang remaja berusia 15 tahun terhadap tetangganya yang berusia lima tahun dan mengaku terinspirasi dari film berbau pembunuhan di Youtube.

Dari kasus berita di atas, bisa kita ketahui bahwa di era yang semakin canggih ini, memungkinkan anak di bawah umur dapat dengan mudah mengakses perangkat seluler dan media sosial. Maka, bukan hanya mendampingi anak menonton televisi, kini ada tugas baru bagi para orang tua untuk mengawasi anak- anaknya dalam bermedia digital. Saat ini, masyarakat menghabiskan sebagian besar waktu per harinya untuk mengakses informasi melalui perangkat seluler dibandingkan dengan menonton televisi. Dengan kata lain, intensitas terpaan media baru kontemporer jauh lebih besar dibanding terpaan tayangan televisi.

Dengan demikian, new media membuat kajian efek media menjadi semakin kompleks karena hadirnya beragam saluran dan konten media yang sangat tidak terbatas jumlahnya. Hadirnya new media ini membuat eksistensi teori kultivasi dipertanyakan. Jika kasus pertama bisa dikaji dengan teori kultivasi, yaitu kasus pembunuhan karena terpaan tayangan sinetron di televisi, lalu bagaimana dengan kasus kedua? yaitu pembunuhan yang terinspirasi dari film di internet.

Berdasarkan data di atas, bisa disimpulkan bahwa penggunaan media massa televisi sudah tidak se-masif dulu. Saat ini, khalayak telah beralih dari media televisi menuju media digital. Lebih lanjut, di samping teori-teori tentang penerimaan khalayak, perlu juga perluasan dengan menambah teori baru yang berkaitan dengan pendekatan penggunaan dan kepuasan terhadap media baru (new media), motivasi khalayak dalam menggunakan media, dan lain sebagainya. Hal tersebut dikarenakan, sudah tidak relevan jika masih menganggap khalayak menerima informasi secara pasif. Era new media telah membuat khalayak lebih aktif, baik secara instrumental maupun ritual, dalam memilih dan memproduksi konten untuk diri mereka sendiri (Morris & Ogan, 1996).

Ilustrasi membaca koran digital (Sumber: iStock)
Ilustrasi membaca koran digital (Sumber: iStock)

Jadi, apakah ini akhir dari komunikasi massa? Haruskah kita meninggalkan istilah "komunikasi massa" serta model teoretis yang telah ada? 

Berdasarkan artikel Mass Communication & Society (2001), yang berjudul "The End of Mass Communication?" karya Steven H. Chaffee and Miriam J. Metzger, diuraikan bahwa pada dasarnya kehadiran new media tidak akan menghilangkan kajian komunikasi massa. Namun, untuk menjawab persoalan komunikasi massa yang semakin kompleks, tentu diperlukan perubahan dalam hal pengembangan teori komunikasi massa agar lebih relevan dengan lingkungan new media saat ini. 

Chaffee dan Metzger juga mengungkapkan bahwa sampai kapan pun new media tidak akan bisa "menghilangkan" komunikasi massa.

 Alasan pertama, menurut Turow (1992), media massa adalah bagian dari proses penciptaan makna tentang masyarakat bagi anggota masyarakat. Hal ini menjadikan komunikasi massa memiliki fungsi yang penting dan unik dalam masyarakat, yang tidak mungkin berkurang eksistensinya di masa depan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun