Pernahkah kamu merasa hidupmu seperti drama komedi?
Gaji yang baru mampir di rekening langsung kabur ke cicilan, listrik, dan kebutuhan pokok.Â
Sementara itu, di televisi, ada pejabat yang bilang, "Ekonomi kita baik-baik saja." Mungkin maksudnya: ekonomi mereka baik-baik saja.
Karena, sadar atau tidak, setiap kali kamu kerja banting tulang, keringatmu itu bukan cuma untuk anak-istrimu, tapi juga untuk memastikan pejabat bisa ganti mobil dinas tiap lima tahun.
Jadi, kalau rejekimu terasa sedikit, jangan heran. Itu bukan karena kamu malas. Itu karena rejekimu memang punya "hak pakai" untuk pejabat.
Pajak: Dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Mereka
Makan bakso, bayar pajak. Beli kopi, bayar pajak. Beli pulsa, bayar pajak. Bahkan saat kamu minum air kemasan, itu pun ada pajaknya. Lalu, ke mana larinya uang itu?
Jawabannya gampang: sebagian untuk memperbaiki jalan, sebagian untuk subsidi, dan sebagian besar untuk... ya, kamu tahu sendiri. Supaya pejabat tidak repot antre bensin, mereka diberi mobil dinas dengan BBM gratis. Supaya tidak pusing mikirin tempat tinggal, mereka diberi tunjangan rumah dalam jumlah fantastis per bulan. Dan supaya tidak stres kerja, mereka rapat di hotel berbintang. Kamu? Ya, kamu rapat sama dompet sendiri.
Rakyat Susah, Pejabat Senang
Kalau rakyat mengeluh harga beras naik, pejabat beralasan: "Itu masalah distribusi."Â
Kalau rakyat teriak harga BBM mahal, pejabat jawab: "Itu demi pembangunan."Â
Dan kalau rakyat sudah tidak tahan lagi? Pejabat bilang: "Sabar."