Bahaya "Adminisasi" Dunia Kerja
Ketika semua pekerjaan disebut "admin", kita kehilangan peta.
Tidak ada jalur karier.
Tidak ada pembeda keahlian.
Tidak ada nilai yang bisa dinegosiasikan.
Kamu kerja 5 tahun sebagai "admin", lalu mau pindah kerja. Apa yang kamu tulis di CV? "Admin."
Pewawancara akan tanya: "Admin apa?"
Dan kamu akan menjawab, "Ya pokoknya admin, Pak."
Dan itulah titik awal dan akhir wawancara itu.
Saatnya Menamai Ulang Diri Kita
Kalau kamu kerja di konten, sebutlah dirimu Content Executive.
Kalau kamu urus logistik, tulislah Supply Coordinator.
Kalau kamu jaga email dan pembukuan, ambil hakmu sebagai Office Manager.
Bukan soal keren-kerenan. Tapi karena kamu butuh:
Pengakuan yang adil,
Ruang untuk berkembang,
Dan identitas kerja yang bukan sekadar sebutan murahan.
Jangan biarkan kata "admin" menutup pintu masa depanmu.
Kita Semua Admin, tapi Harus Tahu Batasnya
Saya percaya, admin itu penting. Tapi saya juga percaya bahwa terlalu banyak hal di dunia ini yang disebut "admin" padahal seharusnya tidak.
Jangan biarkan dunia kerja menjadikan "admin" sebagai palu untuk semua paku.
Karena tidak semua masalah adalah paku. Dan tidak semua manusia adalah "admin".
Kita semua boleh mulai dari titik itu. Tapi jangan berhenti di sana.
Karena di balik kata "admin", ada orang yang sedang belajar menyebut dirinya dengan lebih jujur.***