Tahun ajaran baru dimulai, tapi di SD Negeri 134410 Tanjungbalai, suasananya lebih mirip bangunan pensiunan daripada sekolah. PPDB dibuka seperti biasa, spanduk dipasang, guru hadir, ruang kelas siap. Tapi murid baru? Tidak ada. Nol.
Bukan karena ditutup. Tapi karena tidak ada yang datang. Baca ini: SD Negeri 134410 Tanjungbalai
Pelaksana Harian Kepala Sekolah, Eka Damayanti Mingka, menjelaskan penyebabnya: jumlah anak usia sekolah menurun, orang tua lebih suka sekolah favorit, dan sebagian besar masyarakat Tionghoa di sekitar lebih memilih sekolah swasta.
Penjelasan ini terdengar logis. Tapi terlalu rapi untuk menyentuh masalah yang sebenarnya.
Bukan Kasus Langka, Ini Pola
Fenomena ini bukan kebetulan. Penurunan jumlah murid di sekolah negeri sudah lama terjadi. SDN 134410 hanya jadi contoh paling ekstrem: nol murid baru. Yang lain mungkin masih bertahan di angka 5, 10, atau 20 siswa, sementara jumlah guru tetap.
Kalau ini dibiarkan, bukan tak mungkin sebentar lagi ada sekolah yang jumlah gurunya lebih banyak daripada muridnya.
Penjelasan Demografis: Separuh Cerita
Benar, urbanisasi dan menurunnya angka kelahiran bisa berdampak. Tapi kalau jumlah anak memang menurun, mengapa sekolah swasta tetap ramai? Bahkan ada yang buka kelas tambahan.