Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Hindari 5 Hal Berikut Saat Mewawancarai Calon Karyawan

11 Oktober 2019   15:45 Diperbarui: 11 Oktober 2019   15:54 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Wawancara | Gambar: Cleverism.com

Ketiga, jangan bandingkan kandidat yang tengah Anda wawancarai dengan kandidat lain (sebelumnya). Misalnya, Anda menilai "buruk" seorang kandidat yang sebenarnya cukup bagus hanya karena dia diwawancarai setelah kandidat lain yang sangat bagus.

Sebaliknya, Anda dengan cepat menilai seorang kandidat "sangat bagus" hanya karena sebelum itu Anda menemui kandidat lain yang sangat buruk. Selesaikan wawancara Anda tanpa menyimpulkan penilaian dini.

Keempat, lakukan wawancara bukan berdasarkan pada tekanan. Kebutuhan merekrut karyawan baru memang seringkali muncul laksana bintang jatuh, datang tiba-tiba dan mendesak. Misalnya karyawan lama mendadak mengundurkan diri atau diberhentikan.

Akan tetapi, masalahnya adalah, menemukan kandidat yang tepat membutuhkan waktu dan proses yang relatif panjang. Jangan sampai akibat terdesak karena tekanan yang sulit dikompromikan, kandidat yang sesungguhnya mempunyai kualifikasi "biasa saja" atau bahkan lebih buruk dari karyawan lama langsung direkrut tanpa pertimbangan matang.

Penulis pernah punya pengalaman saat menjabat sebagai pimpinan sebuah lembaga pendidikan, di mana pada suatu waktu seorang guru Seni Budaya terpaksa dipecat oleh pihak yayasan karena dinilai berkinerja buruk. Padahal dalam waktu dekat akan berlangsung ujian tengah semester (UTS), yang artinya nilai akhir peserta didik merupakan tanggungjawab guru yang bersangkutan.

Akhirnya yang penulis lakukan adalah langsung merekrut calon guru dengan modal hasil wawancara seadanya. Penulis tidak ingin berada pada situasi tertekan, selain proses belajar-mengajar terutama persiapan ujian juga tidak boleh terhambat.

Kelima, jangan "terbius" pada postur dan gerak tubuh. Wawancara seleksi seharusnya dilakukan untuk menggali informasi mengenai karakteristik perilaku dan kompetensi kandidat. Bukan menilai (positif atau negatif) postur maupun gerak tubuh kandidat selama menjalani proses wawancara.

Jika tidak ada kaitannya dengan prasyarat jabatan, postur atau gerak anggota tubuh kandidat yang tidak Anda sukai sebaiknya tidak diutamakan, karena akan menurunkan penilaian keseluruhan Anda terhadap kecocokan kandidat.

Demikian kelima poin yang menurut penulis perlu dihindari saat mewawancarai seorang atau beberapa orang kandidat karyawan. Sila tambahkan sendiri bilamana masih ada poin-poin lainnya.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun