Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Tips Menabung dari 3 Nenek Ini Luar Biasa, Patut Dicoba

11 Juli 2019   00:48 Diperbarui: 11 Juli 2019   12:58 3072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tujuan mereka menabung pun bukan untuk menjadi kaya, karena memang mereka sudah berusia lanjut dan sepertinya nyaman dengan apa yang mereka miliki saat ini. Mereka menabung untuk sebuah tujuan mulia, yaitu menunaikan ibadah haji.

Pertama, kisah Wa Sego. Nenek berusia 88 tahun yang ditinggal (mati) suaminya ini hidup di Desa Lamaninggara, Kecamatan Siompu Barat, Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara. Dia bekerja sebagai petani (kebun), tidak bisa berbahasa Indonesia dan hanya menggunakan bahasa daerah dalam kesehariannya.

Wa Sego (kiri) dan Anaknya, Faazila (kanan) | Gambar: kompas.com
Wa Sego (kiri) dan Anaknya, Faazila (kanan) | Gambar: kompas.com
Semenjak suaminya masih hidup, dia ingin sekali pergi bersama ke Tanah Suci (Mekah) naik haji. Karena keinginan itu, dia dan suaminya berhemat serta menyisihkan uang dari jualan hasil kebun.

"Kadang kalau ubinya ada hasil, sebagian disisihkan sebagian untuk digunakan. Jadi ibu saya menyimpannya di dalam karung jagung di atas loteng rumah," kata Faazila, anak Wa Sego.

Menurut Faazila, jika uang yang disimpan di rumah sudah mencapai satu juta rupiah, ibunya (Wa Sego) akan menyuruh agar disimpan di bank.

Aktivitas menabung dijalankannya selama 30 tahun. Waktu yang cukup panjang, bukan? Tapi kala ada niat pasti akan enak dijalani.

Dari hasil menghemat, dia bisa menabung uang puluhan juta rupiah. Cukup buat dia dan suaminya berangkat naik haji. Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain, dia sendiri yang berangkat tahun ini. Suaminya meninggal dunia pada 2018 yang lalu.

Kedua, kisah Tri Darini. Nenek berusia 53 tahun ini tinggal di Dukuh Kenangan, Desa Sribit, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Dia sehari-hari bekerja sebagai penjual kerupuk. Dia melakukan itu sejak masa lajang (sebelum menikah) hingga sekarang.

Tri Darini | Gambar: kompas.com
Tri Darini | Gambar: kompas.com
Kerupuk yang dijualnya pun bukanlah bikinan sendiri, tapi diambil dari produsen. Dengan menggunakan sepeda ontel, tiap pagi dia harus bangun pukul 03.00 pagi WIB untuk menyiapkan barang dagangannya. Dia mengaku suka bekerja.

"Saya ini orangnya tidak bisa diam, jadi sejak muda memang sukanya bekerja," tuturnya.

Sama dengan Wa Sego, Tri Darini juga pergi ibadah haji tahun ini. Lalu bagaimana akhirnya bisa berangkat ke Tanah Suci? Sejak menikah 28 tahun lalu, dia mengaku selalu menyisihkan uang sebesar Rp 5.000 setiap hari dari hasil jualan. Keren, bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun