Mohon tunggu...
Nyonya Besar
Nyonya Besar Mohon Tunggu... Lainnya - Akun Verified

Sering marah, tapi gak suka marah, hobinya masak, padahal gak bisa juga, senang kalau menang di debat kusir, sering juga mikir yang gak penting-penting, trus marah-marah, gak bisa berhenti makan (saya hanyalah wanita biasa), bahagia saat nonton drama korea sambil nangis sesegukan, tidak punya bakat olahraga tapi kecanduan badminton dan voli. Pengennya suka nulis, tapi malas baca, malas tidur, lebih malas lagi kalau bangun, lemah hati tapi bohong demi imej.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Silahkan Coba Lagi, Ini Undian atau Platform Blog sih?

31 Agustus 2020   00:50 Diperbarui: 31 Agustus 2020   23:15 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nulis blog di sini awalnya karena gerakan populer cinta produk lokal. Pernah berusaha daftar blogdetik tapi waktu itu buat buka halaman saja ampun ampun lamanya. Entah mengapa waktu iti kompasiana lebih mudah diakses.

Tapi kesulitan terus mengejar. Sekali lagi entah mengapa saya bertahan. Berusaha mendaftarkan diri ke kompasiana saja perlu sampai 4x penolakan. Bayangin saja... lelaki mana yang masih mau bertahan lalau ditolak 4x . Beginikah yang dinamakan cinta? Tetap bertahan meski dihadapkan dengan kesulitan berulang-ulang? 

Halah, cinta, kek ngerti saja apa artinya, apa maknanya, apa intinya cinta. Terlalu amatir ngomongin cinta. Waktu itu mungkin saya kelewat nganggur sampai sabar meladeni penolakan gak jelas.

Akhirnya mulai deh nulis blog di kompasiana  yang nampaknya makin ramai iklan sejak musim covid. Semuanya jadi lamban banget. Kalau ini internet masih teknologi tahun 90-an, saya bisa maklum deh. Tahu kan rasanya? Buka 1 laman saja harus menunggu loading dulu. Jaman dimana browsernya masih netscape?  Tapi ini sudah milenium. Orang-orang sudah lombanya ke Mars. Saya yakin juga ini semua orang penulis dan pembaca punya kecepatan internet yang mumpuni. Saya yakin ini masalah di Kompasiana. 

Di sisi lain, harus saya maklumi bahwa ini platform lokal gratisan yang butuh dana untuk terus hidup. Dananya datang dari iklan., sepertinya. Ya, mau darimana lagi kan? Disamping membayar admin, langganan hosting, perawatan sana-sini, masih ada banyak program-program lomba menulis blog yang juga harus dikasih uang. 

Tapi cukup sudah. Lelah maklum. Mengapa kita harus maklum dengan kelemahan? Maklum dengan kekurangan? Maklum dengan letidakmampuan? Mengapa kita tidak boleh menuntut yang terbaik? Karena kita penulis gratis? Untuk ukuran perusahaan nasional sebesar Kompas, apa sulitnya membuat platform yang crossplatform? Saya yakin banyak anak Indonesia yang mampu kok. Coba saja dibuat sayembara, pasti ribuan kalau bukan jutaan aplikasi yang masuk.

Seharusnya penulis dan pembaca berhak mendapatkan platform yang terbaik. Bukan., seharusnya semua orang berhak mendapatkan yang terbaik. Kita tidak seharusnya maklum dengan keadaan yang seadanya. Atlit terbaik tidak berhenti berlatih setelah ia menang suatu perlombaan. Pemenang sayembara blog di Kompasiana juga tidak berhenti menulis setelah ia menang. Kita semua harus terus  haus kesempurnaan dengan begitu kita semua akan maju dan makin maju bersama-sama. Tidak boleh ada kata berhenti. Bahkan tidak oleh pandemi Covid. Kita harus terus bergerak, terus maju, terus mencari, terus menuntut kesempurnaan. 

Dari awal saya gabung di Kompasiana beyond blogging sudah dihadapkan dengan kesulitan. Saat saya menulis beberapa blog juga banyak sulitnya. Kini serbuan iklan menambah benam kesulitan. Mungkin Kompasiana memamgg bukanlah platform blog. Mungkin Kompasiana memang sejak awal sebenarnya adalah platform iklan. Sesuai taglinenya Beyond blogging. Kalau diubah ke bahasa kira-kira artinya" melewati nge-blog". Kalau sesuatu sudah melebihi batasnya, maka ia bukan lagi sesuatu tadi. Nyambung ? 

Contoh ya, kalau pesawat melewati lapidan stratosphere, maka ia masuk ke lapisan mesosphere. Jadi bukan lagi stratosphere namanya. Jelas isinya berbeda, kondisinya neda, semuanya beda. Paham kan ya?

Sudah. Sekarang yang jelas saya lagi sulit nulis. Keinginan besar, ide bejubel, waktu hampir 12 jam sehari kosong, kuota cukuplah. Kondisi kompasiananya yang bikin jadi sulit. Unek-unek udah ditumpahin. Semoga saja admin kompasiana mau dan bisa respon (#ngarep).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun