Mohon tunggu...
Syamsul Yakin Tsania Azzahra
Syamsul Yakin Tsania Azzahra Mohon Tunggu... mahasiswa

Dosen Dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Makna Hakiki Haji

5 Juni 2025   18:54 Diperbarui: 5 Juni 2025   18:54 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam yang diwajibkan bagi setiap muslim yang mampu, baik secara fisik, finansial, maupun keamanan perjalanan. Namun, di balik kewajiban ini, haji bukan sekadar serangkaian ritual fisik ia adalah perjalanan spiritual yang mendalam, sarat makna dan pelajaran hidup.

Secara bahasa, kata haji berarti "menyengaja" atau "bermaksud" menuju sesuatu. Dalam konteks syariat Islam, haji berarti menyengaja mengunjungi Ka'bah di Makkah untuk melakukan ibadah tertentu pada waktu yang ditetapkan. Tapi makna sejatinya jauh lebih luas daripada definisi teknis itu.

Haji adalah bentuk totalitas pengabdian seorang hamba kepada Allah SWT, di mana seseorang rela mengorbankan waktu, tenaga, dan harta demi meraih ridha-Nya. Ini tercermin dari kisah agung Nabi Ibrahim AS yang diperintahkan Allah untuk menyembelih putranya, Ismail AS. Keikhlasan mereka menjadi simbol ketaatan mutlak bahwa cinta kepada Allah harus di atas segalanya.

Haji juga mengajarkan prinsip kesetaraan manusia. Ketika semua jamaah mengenakan ihram yang seragam, tidak ada lagi perbedaan status sosial, jabatan, atau kekayaan. Yang membedakan hanyalah ketakwaan. Inilah pelajaran penting: bahwa manusia sejatinya sama di hadapan Tuhan.

Lebih jauh, haji adalah proses penyucian jiwa. Setiap langkah tawaf, sa'i, wukuf di Arafah, melontar jumrah membentuk latihan spiritual agar manusia menundukkan hawa nafsunya, merendahkan hati, dan merenungi kembali tujuan hidup. Bahkan, menurut Quraish Shihab, haji menanamkan kesadaran ketuhanan yang dalam, yang seharusnya tercermin dalam sikap sosial setelah kembali ke tanah air.

Kesimpulannya, makna hakiki haji bukan terletak pada gelar "haji" yang disandang, melainkan pada perubahan akhlak dan spiritualitas setelahnya. Haji yang mabrur adalah haji yang membekas dalam kehidupan yang melahirkan pribadi yang lebih sabar, tawadhu, peduli sosial, dan semakin dekat kepada Allah SWT

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun