Mohon tunggu...
Try Kusumojati
Try Kusumojati Mohon Tunggu... -

selalu ingin tahu lebih

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mirna dan Dosa (Rahasia Bayu)

2 Maret 2011   08:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:08 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Mau kemana mir? Mau masuk kerja?” Ibu menyapaku dengan lembut. Ia masuk ke dalam kamar yang pintunya memang tidak ku tutup.

“Ada janji mau ketemu temen bu. Mirna sementara ini ijin gak masuk kerja.” Aku menjawab pertanyaan ibu sambil terus memakai make up.

“Teman pria? Teman apa teman nih?” Ibu bertanya sambil menggodaku.

“Temen kok bu. Temen lama..” Jawabku sambil tersenyum.

Beliau menghampiriku, memegang pundakku sambil melihat wajahku di cermin. Ibu lalu mengambil lipstick di dalam kotak perhiasan dan memutar tubuhku.

“Ah ibu, Mirna buru-buru nih..” Kataku sambil mencoba membalikkan tubuhku keposisi semula.

“Sini, biar ibu yang makein gincu..” Ibu menahan tubuhku, dan langsung mengoleskan gincu warna merah muda di bibir tipisku.

“Anak Ibu memang paling cantik. Gak heran kalau banyak yang suka..” Ibu kembali menggodaku.

“Mir. Kamu sudah cukup umur untuk berumah tangga. Anjas juga sudah cukup besar. Dia butuh sosok ayah Mir.” Kata ibu tiba-tiba.

“Maksud Ibu?” Aku tertegun mendengar perkataan ibu. Tak biasanya dia menyinggung persoalan ini.

“Umur ibu saat ini sudah tua Mir. Ibu pengen ngeliat kamu dan Anjas bisa bahagia..” Ibu melanjutkan perkataannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun