Mohon tunggu...
Tri Handoko[sotoebabat]
Tri Handoko[sotoebabat] Mohon Tunggu... karyawan swasta -

www.radardjowo.blogspot.com Dari Ngawi Untuk Negeri. Selamat Datang di #NegeriDagelan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Indonesia Tidak Butuh Perang Melawan China

11 April 2016   08:46 Diperbarui: 11 April 2016   08:59 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

#KopiPagi #NASIONAL

 

>> Hati-hati kalo ada yang memprovokasi agar Indonesia Perang Melawan China jangan digubris bro..! Jangan pernah mendukung.

 

Jangan pernah digubris! Kita berharap Indonesia mau transparan soal utangan duit ke China. Bisa dibaca sekilas disini: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/03/21/063000126/Utang.Indonesia.ke.China.Semakin.Melejit.Per.Januari.Sudah.Naik.59.Persen . Jumlahnya terus meningkat dari data BPS(Badan Pusat Statistik) tahun 2013, baca disini: https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1320

 

==

China sudah dengan baik hati Mengutangi Trilyunan ke Indonesia. Sekarang, mana mungkin Indonesia ditulung malah menthung? Wong ra genah kui jenenge.

 

Misal si A ngutang ke B. La masak A mau berani jotosi si B? Kan kriminal itu namanya.. Maka jangan terpancing provokasi murahan seperti ini.

 

Kita harus mikir, kepada orang yang menghutangi paling tidak bersikap agak baik, walau pura-pura. Jangan malah menthung broo.

 

Sikap baik itu misalnya gimana? Misalnya, Indonesia dengan mudah meloloskan Mega proyek kerjasama dengan Tiongkok seperti pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Terus proyek PLTU di Bali. Contoh lainnya yah tahu sendiri kan, wilayah Natuna di Laut China Selatan sampai detik ini masih ada sengketa dengan China. Itu Natuna, daerah kaya masuk wilayah Indonesia mau di Klaim oleh China.

 

Tinggal nunggu pak Jokowi, kalo beliau baik hati beres urusannya. Serahkan saja itu Natuna ke China, sebagai tebusan/agunan Hutang RI ke China.

 

Sebab, denger-denger dari tetangga sebelah, namanya pakde Google. China memberi hutang ke Indonesia dengan jumlah besar itu karena mereka paham, Indonesia gak mampu bayar, jadi dengan mudah mencaplok wilayah RI. Dan setrategi seperti ini sudah umum di IMF(Bank Dunia). Hutangi saja negara berkembang, kalo tidak bisa bayar tinggal ambil Pulaunya, ambil saja ladang minyaknya, BERESSS.

 

Ya kembali lagi ke Pak Presiden, mau baik hati atau mau menthung?

 

===

Kembali lagi ke rakyat Indonesia, jangan mudah terprovokasi. Indonesia jual Pulau bennn gak usah panik. Kita masih ada ribuan Pulau. Lepas pulau satu lepas lagi lainnya. AKU RAPOPOOOOOOOOOO !

 

Kita juga punya sejarah tahun 2002, saat Pulau Ligitan dan Sipadan lepas dari RI. Kita gak akan menyalahkan mbah Megawati walau saat itu Beliau Presidennya. Karena gak baik menyalahkan Pemimpin walau sudah mantan. Sebab menurut mbah Google, sengketa Ligitan dan Sipadan antara RI vs Malaysia sudah muncul sejak tahun 1967. Dibawa ke Pengadilan Internasional(ICJ) di Belanda dan akhirnya Indonesia KALAH..

 

Kita juga pernah menjual murah aset BUMN, Indosat ke Singapura. Kita juga pernah menjual saaangat MURAH Gas Tangguh ke China. Sangat murah kalo dipikir, tapi saat itu menurut cak Google, mbah Megawati diwarisi hutang jumlahnya besar dari rezim terdahulu. Sehingga terpaksa untuk melunasi hutang, punya aset ya harus dijual.

 

Sama halnya dengan konflik Laut China Selatan ini. RI punya hutang Trilyunan ke China. Silahkan lihat data BPS berapa jumlahnya. Silahkan tanya ke Pak Menteri Keuangan untuk apa saja itu hutang.

 

Kalo memang terpaksa dijual dan diserahkan ke China ya mau apalagi?

 

===

Yo mung pesene mbah Kyai, "Jangan pernah Ngutang!"

 

Orang yang berhutang sama saja Budak, yang harus menuruti kemauan Tuannya. Sehingga, kalo memang harus menyerahkan Natuna ke China. Pilihan selanjutnya adalah: JANGAN PERNAH NGUTANG LAGI!

 

Berdiri dengan kaki sendiri, sederhana, cukup dan legowo dengan apa yang dimiliki. Gak perlu gengsi jika cuma pake duit Utangan. Nah, terkait utang RI ke China lak coro Jowone bilang saja:

 

" He kamu Tiongkok! Jangan mentang-mentang sy punya hutang sama kamu. Terus kamu boleh seenaknya mengece sy.

Ingat, besok pagi sy Lunasi. Habis itu silahkan Minggat dari Indonesia! "

 

===

Terakhir, Rakyat harus cerdas. Jangan cuma menyalahkan Pemimpinnya. Kalo pemimpinnya salah ya diingatkan, bisa lewat wakil rakyat, bisa juga melalui PERS/MEDIA. Kalo diingatkan gak mau yo kari ngamplengi, lapo gelem jadi pemimpin kok gak mau diingatkan? Jangan cuma Diam, ee bareng ada kejadian baru koar-koar menyalahkan Pemimpinnya.

 

Yang jadi pemimpin juga begitu, harusnya seneng kalo dikritik rakyatnya. Seneng karena diingatkan bahwa kebijakan yang salah justru menyengsarakan rakyat.

 

Seperti halnya tarih Khalifah Umar bin Khattab nalikone diangkat jadi Pemimpin. " Tebas leherku! Jika aku tidak Amanah dalam memimpin."

 

===

Kalo ada yang bertanya: " Lho berarti sampean terima kalo Natuna dicaplok China? "

sy pribadi juga MENOLAK. Tapi sebagai rakyat Biasa, bisa apa saya? Hehehe kita tahu selalu ada 1000 alasan untuk pembenaran setiap kebijakan Pemerintah.

 

Dan kalo ada yang bertanya lagi: "Berarti kalo kita ngutangi seseorang, kita boleh dong mengacak-acak rumahnya?"

Nah, silahkan tanyakan hal ini ke Pak Jokowi sebagai Bapaknya Indonesia. Apa beliau rela dan ikhlas rumahnya diacak-acak? Beranikah Beliau berdiri dengan kaki sendiri kemudian nyeramahi Tiongkok: "Saya memang punya hutang, tapi anda jangan seenaknya sendiri!"

 

Toh kita semua tahu, Pak Jokowi bukan tipe orang yang mudah marah. Cukup kalem dan selesaikan urusan dengan DAMAI..

 

Begitu. Ganti.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun