Mohon tunggu...
Agung Budi Santoso
Agung Budi Santoso Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan teknik dan penulis lepas tinggal di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah

Engineering consultant, content creator, and traveler.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lelaki di Usia Senja

19 Mei 2014   19:24 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:22 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

***

Kakeknya Adit memang terkenal sebagai perokok aktif dan doyan minum kopi sebagai teman begadang ketika ia harus menulis artikel atau cerpen hingga larut malam. Cukup banyak bekas batang rokok yang tertumpuk di atas asbak. Terkadang Adit mengambilnya dan dibuang ke tempat sampah. Adit tak berani menegur kakeknya yang memang tergolong perokok berat.

Hingga suatu sore sang kakek merasa agak sesak pernapasannya dan jatuh pingsan. Adit yang nampak panik segera memanggil neneknya. Dan ketika neneknya melihat sang kakek pingsan, ia lantas menelpon anaknya yang sulung untuk sekedar mengantarkan berobat ke rumah sakit. Dan sesampai di rumah sakit, sang dokter hanya dapat berpesan bahwa sang kakek diminta untuk mengurangi rokok dan minum kopi. Sempat satu minggu kakek Adit dirawat di rumah sakit. Dan sebagai cucu kesayangan kakek, Adit nampaknya tidak ragu mendampingi kakeknya hingga sembuh dan pulang ke rumah kembali.

Semenjak kejadian pingsan dan harus opname di rumah sakit sang kakek nampaknya benar-benar mematuhi anjuran dokter. Dia sudah mulai mengurangi rokok dan sedikit minum kopi. Namun untuk aktivitas tulis menulis nampaknya tetap berlanjut. Dan ini kadang membuat kakek Adit selalu tidur hingga larut malam. Jika Adit merasa bosan menemani kakeknya menulis di atas laptop, ia malah sudah tidur duluan. Namun Adit merasa bangga bisa menemani kakeknya menulis, karena ia pun dapat bertanya kepada kakeknya tentang pelajaran sekolah ketika mendapatkan PR yang harus dikumpulkan di esok hari.

Ayah Adit pun heran. Mengapa ia justru lebih dekat dengan kakeknya ketimbang dengan ayahnya. Mungkin Adit merasa ayah Adit jarang ada di rumah. Sebab ayah Adit sering dinas ke luar kota.

***


Hingga menjelang ulang tahun Adit merasa mendapatkan surprise dari kakeknya. Ia diberi kado berupa cerpen dengan judul "Cucuku seorang pembelajar". Ketika perayaan ulang tahun yang ke-12 kado cerpen itu diberikan oleh kakek di sebuah kolam pancing keluarga di hari Minggu. Sambil menikmati gurami bakar Adit tak bosan-bosannya membaca cerpen kakeknya itu. Dan ini lain dari yang biasa. Adit biasanya sangat gemar baca komik. Tapi baru kali ini ia mau membaca sebuah cerpen. Hingga suatu hari kakek Adit terkejut mendengar perkataan dari cucunya.

"Kek, Adit mau jadi penulis."

Tanpa terucap sepatah kata. Sang kakek hanya tersenyum kagum. Ia telah berhasil menanamkan kebebasan berekspresi kepada cucunya. Kebebasan berekspresi di dalam bentuk tulisan di usianya yang telah menginjak 12 tahun.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun