Mohon tunggu...
Taufik Mahlan
Taufik Mahlan Mohon Tunggu... profesional -

64 th.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Prosa untuk Rista

8 Mei 2017   15:50 Diperbarui: 8 Mei 2017   15:54 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rista,

Mungkin karena badanmu yang besar, sehingga teman-temanmu segan, kamu selalu ditunjuk menjadi ketua kelas. Tampaknya guru-gurumu mengabaikan prinsip demokrasi demi ketertiban. Gak apa-apa, karena itu terjadi di SD. Kabarnya, kelas yang gaduh akan menjadi tenang kalau kamu bertindak.

Sebaliknya di rumah. Karena kamu mau menang sendiri, kadang terjadi keributan dengan Kaka. Apapun yang Kakak pegang, kamu juga mau. Perang kata-kata dan saling teriak. Kaka akan berteriak:”Mamaaaa..!”. Mama akan berteriak:” Adeeee..!”. Persoalan bisa selesai sampai disitu, bisa juga tidak. Kalau kamu pikir Mama seharusnya berteriak: ”Kakaaaa..!” maka kerusuhan berlanjut. Kalau mama sudah tidak sabar maka Mama akan berteriak: “Ristaa…, Ariiif…..!” Barulah ketenteraman kembali tercipta. Untuk beberapa waktu.

SMP dan SMA kamu lewati dengan baik. Lalu kamu kuliah vokasi di UI, jurusan Perumahsakitan, subjurusan Public Relation. Lalu dilanjutkan ke FKM UI jurusan K3. Luluslah kamu sebagai SKM, yang pelesetannya adalah susu kental manis.

Mendapat pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan ternyata tidak mudah. Setelah dua pekerjaan sebelumnya yang tak ada hubungannya dengan K3, sekarang pekerjaanmu sesuai dengan pendidikan terakhir.

Tetapi bekerja memang tidak perlu selalu sesuai dengan pendidikan. Pendidikan memberikan dasar pengetahuan, keterampilan awal, dan kerangka berfikir. Semuanya harus dimanfaatkan dalam menghadapi dan menjalani hidup yang tidak selalu mudah.


Hidup terasa mudah kalau segalanya sesuai dengan keinginan kita, dan tinggal menikmatinya saja. Tetapi dunia tidak selalu seperti itu. Untuk menghadapi dunia diperlukan juga kesabaran, ketekunan, dan tenggang rasa.

Sabar dalam menghadapi masalah, tekun dalam menyelesaikannya, dan bertenggang rasa dengan orang-orang lain yang terlibat.

Masalah akan timbul bila keinginan tidak sesuai dengan kemampuan. Maksudnya, kemauan lebih besar dari kemampuan. Ini kalimat terbuka yang tak dapat kami jelaskan lebih jauh, karena sangat mudah untuk diucapkan, tetapi kadang sulit diterima.

Kami ingin menyatakan bahwa rumah tangga adalah usaha tiada henti untuk hidup bahagia bersama. Ukurannya bukan kekayaan atau gaya hidup tertentu. Lagi-lagi kami tidak dapat memberimu tuntunan yang jelas dan rinci. Kami hanya dapat memberikan contoh dari apa yang selama ini kita alami dan jalani. Kita syukuri saja apa yang kita alami dan miliki, pada tingkat apapun. Banyak yang lebih beruntung (apapun maknanya) dari kita, banyak pula yang kurang beruntung dibandingkan dengan kita. Jalani saja dengan ikhlas, semoga mendapat ridha Allah.

Papa

dot-5910313ea5afbdd845fef991.jpg
dot-5910313ea5afbdd845fef991.jpg
31 Maret 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun