Mohon tunggu...
Triyono
Triyono Mohon Tunggu... Guru - Misio Dei, Penulis Lembar Uji Kompetensi Kurikulum 2013, Pendidikan Agama Kristen SD Kelas 2 & 4, BPK Gunung Mulia Jakarta

Menjadi murid sepanjang hidup

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tiga Konsep Wawasan Alkitab tentang Demokrasi

31 Juli 2021   01:06 Diperbarui: 31 Juli 2021   02:11 4770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dosa mengakibatkan rusaknya alam atau lingkungan dengan penuh keserakahan, ketamakan mengakibatkan bencana banjir. Dalam lingkup demokrasi keluarga, system politik ketatanegaraan  telah memperlihatkan kerusakannya akibat dosa munculnya kebencian  pribadi, antar golongan. Teknologi komunikasi seharusnya untuk memuliakan Allah, namun telah jatuh ditangan orang berosa sehingga dipakai untuk konten kejahatan, pornografi serta hoaks.

Ketiga, Demokrasi memerlukan penebusan dan pemulihan

Kisah kejatuhan  Adam dan hawa  kedalam dosa mencerminkan ketidaktaatan pada hokum Tuhan sehingga merusakan dirinya dan tatanan hidup.  Pada dasarnya manusia tidak dapat mengatasi dosa dengan caranya sendiri.  Allah  dalam keadilan dan kasihNya  berinisiatif  berusaha mencari Adam dan Hawa  dan semu orang berdosa menawarkan anugerah pengampunan. 

Melalui karya Tuhan Yesus, Allah menebus dan menyucikan hati yang kotor dan jahat. Dalam Wahyu 3:20 dengan anugerahNya menawarkan untuk masuk kedalam hati supaya menjadi ciptaan baru (2Korintus 5:17). Dengan penebusan dan pemulihan hatinya akan mengembalikan manusia utuk berjalan sesuai dengan tujuan Allah.  Pengampunan, penebusan, pemulihan akan hati menghasilkan pikiran, ilmu pengetahuan, perasaan untuk selalu memuliakan Allah (Roma 11:33-36).

Tantangan , pergumulan dan harapan.

Memprihatinkan, jika kita mengamati berita dalam media tentang  perjalanan demokrasi di dalam keluarga, system politik ketatanegaraan. dalam konteks  Indonesia dan dunia mencerminkan  suasana  kehidupan manusia yang hidup dalam dosa kegelapan dan keegoisan serta ketamakan. Demokrasi yang seharusnya menjadi wadah pengambilan keputusan yang adil, bijak dan benar namun telah diwarnai  oleh ketamakan, unsur kebencian. 

Lembaga-lembaga keagaman, identitas keagamaan telah berubah menjadi fanatisme yang melupakan untuk menyuarakan kebenaran yang melibatkan Tuhan dan frmanNya . Takut akan Tuhan tergeser oleh desakan  takut pada mayoritas dan kepentingan. Waktunya Pendidikan Agama menjadi matapelajaran yang di integrasikan pada ilmu yang lain sebagai pondasi kebenaran. Teknologi Komunikasi membutuhkan penebusan dan pemulihan supaya dikuasai oleh orang-orang yang bersih hatinya sebagai media  demokrasi untuk memuliakan Allah. Semoga (T4)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun