Dibalik tirai waktu yang bergulir seolah tanpa akhir
Di atas redup sinar harap yang kerap mampir dan terukir
Aku berlari kecil di tanah air tua yang akrab dengan suara getir
Suara gelegar petir dan segala suatu yang selalu dipolitisir
Birokrat kerdil bersuara lantang menantang prosedur terlarang
Politisi bersorak terbahak dibawah lentera terang
Rakyat terikat erat angkat beban berat dan terkekang
Pemahat beserta air mata berlinang tak tau jalan pulang
Dinding hati tergores jemari lentik nan cantik
kaki bergerak cepat menghampiri suara lirih berbisik
Rupanya rumah putih tua yang atur rencana dengan lonceng berisik
Acuh ku pada semua karena tak jua diriku menjadi objek bidik
Tanah air tua dengan secercah harap yang tersisa
Kumupulkan suara untuk cari yang pantas dan berwibawa
Karena kita butuh nahkoda bukan masinis tua
atau korbankan cinta demi maya harap tercipta.
Tri Wibowo (14/03/2019)